Minggu, Mei 02, 2010

INDONESIA KAYA RAYA



Katanya negeriku ini bagai zamrud khatulistiwa, bak permadani hijau yang berada dalam lintasan garis bujur yang mengelilingi bola dunia. Dan Konon di cerita babad tanah jawi diberi julukan negeri gemah ripah loh jinawi toto-titi tentrem kerto raharjo. Bahkan group musik Koes plus pun tak mau ketinggalan. Dalam lirik lagunya jelas tertulis “kata orang tanah kita tanah surga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman”
Bayangkan kawan tongkat, kayu dan batu saja bisa jadi tanaman jika berada di tanah indonesia, tapi apa yang terjadi saat ini..? sungguh miris rasanya jika aku melihatnya. Bagaikan ayam yang mati dalam lumbung padi..! bagaimana mungkin? Jika ditela’ah memang sangat tak mungkin tapi ini sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh rakyat negeri ini.

Tanah papua yang begitu luas 6 kali pulau jawa yang didalam tanahnya terkandung emas dan mineral berharga lainnya sama sekali tak dinikmati oleh pribumi. jika ada yang menikmatipun hanya segelintir orang papua yang mempunyai kepentingan. Nyatanya kita lihat sendiri bagaimana pembangunan infrastuktur disana sangat lamban. Kehidupan ekonomi warganya sangat memprihatinkan. Bahkan jauh dipelosok timur indonesia ini tepatnya di yahokimo pernah terjadi busung lapar. Dan tidak hanya itu jika kita lihat kembali kehidupan masyarakat disana dari berbagai segi sungguh sangat memprehatinkan. Dari segi pendidikan ibarat anak tiri yang sudah dibuang. Bagaimana mereka akan maju jika pendidikan saja tidak diperhatikan, padahal sangat jelas dalam UUD 45 tugas negara ini mencerdaskan kehidupan bangsa…! Tanyanya kenapa..?

Freport..!
Bagaikan sebuah istana pertambangan dalam hutan belantara papua. Segala fasilitas dari pendidikan, kesehatan, olahraga, hiburan tercukupi dengan mewah disana. Akan tetapi mari coba kita tengok diluar pagar freport. Alangkah mirisnya jika kita lihat bagaikan langit dan bumi perbedaannya. Masyarakat papua yang seharusnya bisa menikmati hasil dari bumi irian tetap saja dari dulu hanya bisa memakan ubi dan menyantap sagu sebagai makanan pokok. Para orang tua baik pria dan wanita masih saja telanjang dada tanpa menutupi dengan selembar kainpun. Saya sendiri tidak tau apakah ini konsekuensi dari sebuah kemiskinan atau tuntutan sebuah tradisi dan budaya. Akan tetapi hati kecil saya mengatakan bahwa ini dampak dari keserakahan kaum Neocapitalism. Fenomena inilah yang saya ibaratkan bagai ayam mati dalam lumbung padi. Seharusnya kehidupan rakyat papua jauh lebih meningkat sejak adanya raksasa freport yang telah menggali emas dari perut bumi papua.
Dasar raksasa…..! Tabiatnya rakus dan jika bisa pasti akan dimakan semuanya tanpa menyisakan sedikit pun.

Di bulan-bulan yang lalu saya dengar bahwa ada teman yang ingin sekali bekerja di negara timur tengah untuk menjadi TKI. Dia sudah berulang kali mengikuti test tertulis akan tetapi gagal dan sampai saat ini keinginannya belum surut dan masih ingin mencoba dan mencoba…! Ketika saya tanya kenapa dia begitu menggebu-gebu sekali untuk pergi ke timur tengah, dengan mantab diapun menjawab, “aku butuh modal im.., untuk melakukan usaha. Kelak jika aku bisa bekerja disana dan bisa mengumpulkan uang maka ketika kontrak kerjaku habis aku bisa membuka usaha untuk merubah hidup menjadi lebih baik.”
Alasan yang masuk akal juga..! akan tetapi yuuk… mari kita sedikit sharing kawan.
Apakah di negeri ini begitu sulitkah untuk mencari modal?
Aku rasa tidak sama sekali..!

Banyak sekali bank pemerintah, bank swasta nasional, bahkan bank yang benuansa syariah yang mau memberikan dana untuk modal usaha. Bahkan ketika saya bekerja disebuah perusahaan milik asing dulu, perusahaan ini berani bekerjasama dengan bank swasta untuk memberikan pinjaman tanpa agunan (jaminan). Hanya saja kartu JAMSOSTEK kami di tahan oleh pihak top managament. Bahkan waktu itu dengan bunga yang cukup besar. Anehnya walaupun dengan bunga yang menekek leher peminatnya banyak sekali..! tetapi yang saya sayangkan lagi-lagi tabiat orang kita yang selalu ingin bergaya konsumtif. Jadi mereka mencairkan dana itu tidak untuk buka usaha akan tetapi untuk membeli barang-barang konsumtif yang jelas-jelas harganya akan jatuh turun jika dijual kembali.
Menurut aku, asal usaha kita jelas dan dituangkan dalam sebuah proposal untuk syarat pencairan dana maka aku rasa bank pun tidak keberatan dalam memberikan dana untuk kita. Mungkin diantara kita ada yang berfikir terlalu besar bunga cicilannya. Aku rasa itu bukan sebuah masalah yang besar. Saat ini banyak bank syariah yang mau meminjamkan dana dengan perjanjian sesuai syariat hukum pinjam-meminjam yang telah diajarkan dalam agama islam dan sama sekali tidak menggunakan bunga. Ini jika kita membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai usaha. Seperti halnya didusun dimana saya hidup sekarang. Banyak sekali yang menawarkan pinjaman untuk modal wirausaha. Dari koperasi dusun, desa, dari bantuan pemkab bahkan dari NGO internasional pun tersedia. Bagaimana kita memilihnya secara bijaksana. Akan tetapi saya selalu ingat sebuah kalimat “kota Roma tidak dibangun dalam satu malam”. Artinya bukankah segala usaha atau apapun dimulai dari kecil dulu. Jika kita sadar bahwa tak punya dana besar untuk menjalankan usaha kenapa kita tidak melakukannya dengan dana yang ada dulu walaupun kecil. Yang penting niat, semangat dan action kawan..!
saya sendiri berani menjalankan sebuah bisnis saat ini hanya dengan dana kecil yang saya miliki dan dana yang paling besar adalah semangat untuk menjadikan usaha saya menjadi besar dengan jalan yang halal tentunya.

Ok.. kita kembali lagi kepada teman saya yang masih ngotot dengan semangat 45 nya yang sampai sekarang masih ada keinginan untuk bekerja di negara timur tengah. Bukankah indonesia ini sebenarnya kaya-raya kenapa harus begitu jauh mencari modal sampai ke negara orang untuk modal usaha. Apakah mereka tak percaya akan kekayaan negeri ini hingga harus jauh bermile-mile meninggalkan orang-orang yang dicintai untuk bekerja di negara orang. Saya pun tidak munafik ingin sekali pergi ke mancanegara menyambangi Eropa menjelajah Afrika seperti yang dilakukan Andrea Hirata. Akan tetapi untuk berwisata atau menuntut ilmu bukan untuk mencari kerja. Harus kita sadari juga bahwa negeri ini memang masih miskin ilmu dan ini benar adanya.

Untuk kawanku, tetaplah di Indonesia bro…! Percayalah negeri ini kaya raya.
Begitu banyak supermarket alam yang dipunyai negeri ini untuk bisa kita manfaatkan secukupnya. Kalau negeri ini tak kaya kenapa itu orang-orang capitalis begitu betahnya menyedot hasil kekayaan perut bumi Indonesia. Kalau engkau masih tak percaya negeri ini tak kaya coba tengoklah kebelakang kenapa itu orang-orang Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang ingin sekali menguasai nusantara ini.
Saranku, tuntutlah ilmu sampai negeri china. Ketika engkau telah mendapatkannya segera pulang dan mari kita bangun negeri ini. Setidaknya bangunlah kampung halamanmu. Hujan emas dinegeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri…! Tapi akan jauh-jauh lebih baik hujan berlian dikampuang sendiri..!
Percayalah friend… negeri ini kaya raya, dan alam Indonesia ini sanggup memberikan segalanya.

By boimprasetyo

Tidak ada komentar: