Selasa, Agustus 25, 2009

SUDAHKAH KITA “MERDEKA”


SUDAHKAH KITA “MERDEKA”
By boim prasetyo

SUDAHKAH KITA MERDEKA…?
BELUM…!
KITA INI BELUM MERDEKA KAWAN.
KATA-KATA MERDEKA HANYALAH SEBUAH HIASAN DALAM BUKU PELAJARAN SEJARAH KITA.
KATA-KATA MERDEKA HANYALAH SEBUAH KIASAN BELAKA ,
DAN BUALAN MEREKA YANG DUDUK DI LOBY-LOBY HOTEL BERBINTANG.
DAN KATA-KATA MERDEKA MERUPAKAN SEBUAH DOGMA YANG HARUS DITANAMKAN KEPADA SETIAP
ANAK NEGRI YANG BARU SAJA LAHIR DI BUMI PERTIWI INI.

MENGAPA…?
MENGAPA HINGGA DETIK INI KITA BELUM MERDEKA..?
BUKANKAH SEJAK TAHUN 45 SOEKARNO – HATTA TELAH MEMPLOKLAMIRKAN KEMERDEKAAN NEGRI INI.
APAKAH KAU TAK TAU KAWAN!
ATAU KAU PURA-PURA BUTA AKAN PENDERITAAN NEGERI INI.

PETANI KINI SUDAH KEHILANGAN SAWAH DAN LADANGNYA.
ATAS NAMA PEMBANGUNAN……
ATAS NAMA KEBIJAKAN PENGUASA….
DAN ATAS NAMA UNDANG-UNDANG….
MEREKA DIPAKSA MENURUT UNTUK MERELAKAN SAWAHNYA DENGAN KOMPENSASI YANG TAK MANUSIAWI
LAHAN MEREKA TELAH BERUBAH MENJADI JALAN TOL, APARTEMENT, MALL CENTER, KONDOMINIUM, GEDUNG-GEDUNG PENCAKAR LANGIT.
KINI HANYA AIR MATA YANG BISA MEREKA TANAM,
KINI HANYA PENDERITAAN YANG MEREKA TUAI.
HILANG SUDAH ULAR SAWAH, MUSNAH SUDAH BELUT LUMPUR, DAN TIADA LAGI KICAU BURUNG PIPIT YANG MENCURI BUTIR-BUTIR PADI ITU.
APAKAH INI DAPAT ENGKAU KATAKAN “MERDEKA” KAWAN

PEDAGANG KEHILANGAN SUMBER PENDAPATANNYA.
ATAS NAMA PERATURAN, MEREKA DIBURU.
ATAS NAMA KEINDAHAN KOTA MEREKA DIGUSUR,
DAN ATAS NAMA UNDANG-UNDANG MEREKA DIPINDAHKAN.
DEMI SELEMBAR LAPAK MEREKA KENA KEPLAK.
DEMI SEKEPING RUPIAH MEREKA TAK KENAL LELAH.
DAN DEMI MENGHARGAI PELANGGAN KEHORMATAN MEREKA DIPERTARUHKAN.
APAKAH PANTAS NEGERI INI DIKATAKAN “MERDEKA”.

NELAYAN NASIBNYA MAKIN RUNYAM.
TAK DAPAT MELAUT HINGGA BERBULAN-BULAN.
TAK ADA HASIL TANGKAPAN UNTUK BISA DIMAKAN.
KATANYA NENEK MOYANG KITA SEORANG PELAUT,
YANG GEMAR MENGARUNG LUAS SAMUDRA.
TAPI KENAPA NASIP NELAYAN KITA DARI DULU BAGAI BENANG KUSUT,
PADAHAL KATANYA NEGERI INI TELAH MERDEKA.

HASIL TANGKAPAN LAUT DIJUAL MURAH KE TENGKULAK.
MEREKA TERTAWA NGAKAK, TAPI NELAYAN HUTANGNYA MAKIN MEMBENGKAK.
KOPERASI DIBUAT TAPI TIDAK BERI SOLUSI.
BISANYA HANYA OBRAL JANJI DAN MINTA KOMISI.
KATANYA BISA BERI PINJAMAN LUNAK TANPA JAMINAN,
BUKANNYA HIDUP LEBIH ENAK TAPI MALAH KELABAKAN, MIKIRIN CICILAN.
INIKAH KEMERDEKAAN..?

PARA BURUH MENJERIT KARENA TERUS DIHIMPIT.
TALENTA DAN TENAGA MEREKA DIANGGAP TAK ADA HARGANYA.
UPAH YANG KIAN LAMA KIAN TAK BERUBAH.
DEMI INVESTOR LUAR NEGRI HAK MEREKA DIKEBIRI,
DAN YANG GILANYA LAGI ORANG NEGERI SENDIRI YANG MENGEKSEKUSI.
PARA CAPITALIS TERTAWA MERINGIS, MELIHAT NASIB BURUH YANG KIAN TRAGIS.
PARA PREMAN MAKIN BENGIS.
DIKALA MEREKA DIJADIKAN BODY GUARD UNTUK DIPAJANG DIDEPAN TRALIS.
APAKAH MASIH PANTAS NEGERI INI KITA KATAKAN “MERDEKA” KAWAN…!?

PENGUSAHA KECIL KIAN TERKUCIL.
TERGILAS OLEH PASAR BEBAS.
PASAR TRADISIONAL SEMAKIN BERKURANG, TERPASUNG OLEH PUSAT PERBELANJAAN.
WARUNG KELONTONG KINI HANYA COCOK UNTUK NONGKRONG,
SEMUA PELANGGAN LARI KE MINI MARKETNYA BABAH LIONG.
PARA PENGRAJIN HARUS TUNDUK DENGAN ATURAN CUKONG.
YANG PENTING ADA DUIT UNTUK ISI-ISI KANTONG.

PENDIDIKAN NEGRI INI MAKIN MENGGILA.
BIAYANYA SELANGIT MEMBUAT ORANG TUA PADA JUNGKIR BALIK
YANG AKHIRNYA MENYERAH HINGGA KEPIRIT.
HANYALAH SEBUAH KATA-KATA INDAH
BAHWA NEGARA BERKEWAJIBAN MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA.

MAHASISWA KELIMPUNGAN AKAN MAHALNYA BIAYA.
PENDIDIKAN DI NEGRI INI KIAN LAMA, KIAN MENGGILA SAJA.
MEREKA YANG DEMO JUSTRU DIANIAYA.
HINGGA ADA YANG KEHILANGAN NYAWANYA.
CAMPUS BUKAN LAGI INSTITUSI PENDIDIKAN UNTUK MENUNTUT ILMU.
DAN BUKAN JUGA TEMPAT UNTUK BERGURU.
SWASTANISASI DAN KOMERSIALISASI DUA HAL YANG HARUS TEREALISASI.
MAFIA-MAFIA PENDIDIKAN BERTEBARAN DIMANA-MANA.
MENAWARKAN BERBAGAI MACAM GELAR DENGAN BERMACAM CARA.
DARI DIPLOMA HINGGA GURU BESAR PUN BISA.
HANYA DENGAN SETUMPUK RUPIAH KARIER AKADEMI DAPAT DIBUAT CERAH.
MAU JANGKA BERAPA BULAN BISA DIRANCANG.
DENGAN PREDIKAT MEMUASKAN, SANGAT MEMUASKAN, DENGAN PUJIAN
DAPAT TERLAKSANA SESUAI PESANAN.
YANG MISKIN MAKIN SUSAH MENGENYAM PENDIDIKAN.
YANG KAYA MAKIN BERKEBLAT KEBARAT-BARATAN.
SEKOLAH GRATIS TINGGALAH SLOGAN.
YANG MENEMPEL DI DINDING, PAGAR DAN AKHIRNYA JATUH KE SELOKAN.

KATANYA GRATIS KOK MASIH BANYAK PUNGUTAN.
PARA GURU SEBISA MUNGKIN CARI OBYEKAN.
AGAR BISA MELUNASI BERMACAM CICILAN.
LALU APAKAH INI YANG DISEBUT HIDUP DALAM ALAM KEMERDEKAAN….!?

PENGANGGURAN KIAN TAHUN KIAN BERTAMBAH.
MENCARI KERJA SEMAKIN SUSAH.
BILA INGIN DAPAT KERJA HARUS BAYAR DENGAN RUPIAH.
PARADIGMA BIROKRAT TAK KUNJUNG BERUBAH, TAK JAUH BEDA DENGAN SAMPAH.
YANG SEDIKIT-SEDIKIT MINTA UPAH.

KEBEBASAN BERPENDAPAT TELAH LAMA TERPASUNG.
SIAPA YANG MELAWAN PENGUASA DIANCAM HUKUMAN GANTUNG.
PERGERAKAN BAWAH TANAH PUN AKHIRNYA DITLIKUNG,
DENGAN DALIH SANG PENGUASA MERASA TERSINGGUNG.
SATU PER SATU MEREKA HILANG.
HINGGA KINI TAK JUA PULANG.
ENTAH MASIH HIDUP ATAU TELAH MENJADI TULANG.
HANYA NAMA, FOTO DAN SEMANGATMU YANG MASIH KAMI KENANG.
SMOGA ARWAHMU DAMAI DISISINYA DAN TERTIDUR DENGAN TENANG.
APAKAH INI MASIH BISA KITA SEBUT DENGAN MERDEKA…?

PEREKONOMIAN KITA MORAT-MARIT.
EKONOMI NEOLIBERAL YANG DITUDUH JADI DEMITNYA
APAKAH KITA HARUS BERKEBLAT LAGI KE GAMBAR PALU-ARIT
HARGA DOLLAR NAIK MELEJIT,
TAPI MENGAPA RUPIAH TURUN DENGAN PASRAH.
HUTANG LUAR NEGERI MAKIN BERTAMBAH,
MEMBUAT ANAK CUCU HIDUPNYA MAKIN SUSAH.
KORUPSI MERAJALELA, WALAUPUN SUDAH ADA KPK.
WAKIL RAKYAT BEKERJA TAK SESUAI JANJINYA.
UANG BANTUAN FAKIR-MISKIN DIEMBATNYA JUGA.

APAKAH KITA SUDAH BENAR-BENAR MERDEKA KAWAN…?
APAKAH BEGINI NUANSA HIDUP DI ALAM KEMERDEKAAN…?
SEKALI LAGI LAYAKKAH KITA BERUCAP “INDONESIA TELAH MERDEKA”?
TANYAKAN PADA MERAH-PUTIH YANG SEDANG BERKIBAR..!
TANYAKAN PADA VETERAN SELAMA HIDUP TAK DAPAT TUNJANGAN.
TANYAKAN PADA TOPI BAJA YANG TAK BERTUAN.
DAN JANGAN LUPA TANYAKAN PADA RUMPUT YANG BERGOYANG.




ORIGINAL CREATED
BY BOIM PRASETYO

Hak Cipta dilindungi UU dilarang keras mengaku karyanya bila tidak pernah menciptakan.
Dilarang keras memplagiat sebuah karya tanpa seizin pemiliknya.
“STOP PEMBAJAKAN” karya anak negeri, “MERDEKA” atau tidak sama sekali.

Minggu, Agustus 09, 2009

MENCARI KERJA VS BELI PEKERJAAN (S T O P K O L U S I)


MENCARI KERJA VS BELI PEKERJAAN
(S T O P K O L U S I)


Sudah jadi rahasia umum pada masa saat ini untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah sulit sekali. Mungkin bisa dibilang untuk sekarang bukan lagi mencari pekerjaan akan tetapi “beli pekerjaan”. Meskipun anda mempunyai benyak relasi ataupun colega yang bekerja di perusahaan ecek-ecek sampai bonafide, bila ga ada fulus ya ga lancar prosesnya. Dari nominal ratusan ribu, jutaan, hingga puluhan juta yang penting bisa dapat kerja akan diiyakan bagi mereka yang betul-betul ingin sekali mendapat sebuah pekerjaan walaupun hanya kontrak beberapa tahun. Hal semacam ini akan lebih exstrem lagi bila anda pernah mengikuti test penerimaan PNS. Hal ini saya dapati baru-baru saja, ketika teman saya menelpon ke ponsel saya untuk meminjam sejumlah uang yang keperluannya untuk memperlancar proses dalam mendapatkan pekerjaan bagi adiknya. Teman saya ini membutuhkan sejumlah uang sebesar 1,7 juta rupiah untuk diberikan kepada pihak penyalur pekerjaan agar adiknya dapat bekerja pada keesokan harinya. Padahal jelas-jelas hanya kontrak 6 bulan, disebuah pabrik biscuit di kawasan industri Jababeka, cikarang-jawa barat. Uang sejumlah 1,7 juta itu diberikan kepada oknum sebuah yayasan yang bekerja sama dengan perusahaan pencari pekerja. Bila kita lihat fenomena-fenomena hal semacam ini miris rasanya hati saya. Memang semacam ini sudah menjadi rahasia umum dan kita tak perlu kaget dengan hal semacam ini. Akan tetapi marilah kita renungkan dengan hati nurani kita masing-masing.
@ Bila kita tetap melakukan kolusi dengan memberikan uang pelicin kepada oknum-oknum tersebut rasanya skill dan talenta kita tidak dihargai dan hanya dihargai dengan sejumlah uang yang kita berikan kepada para oknum tersebut. Padahal bila kita mau tengok kembali sewaktu kita berjuang menuntut ilmu di bangku sekolah tidak hanya uang yang kita keluarkan akan tetapi kitapun berani berkorban waktu bahkan perasaan hanya demi selembar ijazah. Lalu setelah kita lulus dengan mudahnya kita menggadaikan ijazah yang telah susah-payah kita dapat dengan membayar sejumlah uang kepada oknum tanpa mau berkompetisi dengan sehat. Secara tidak langsung pula justru kita tidak menghargai potensi yang kita miliki.
Bila kita saja tidak mau menghargai potensi kita, apalagi orang lain?
@ awal yang buruk akan menghasilkan output yang buruk pula. Bila kita awalnya berbohong maka selanjutnya kita akan berbohong pula untuk menutupi kebohongan yang telah kita lakukan sebelumnya dan seterusnya akan seperti itu. Begitu halnya dengan perbuatan kolusi yang kita lakukan. Bila pertama kali kita mencari kerja dengan bergantung pada bantuan relasi(nepotisme) dan memberikan sejumlah uang kepada oknum tertentu (kolusi) maka selanjutnya bila kita ingin mencari mencari kerja juga akan melakukan hal semacam itu pula. Bagaikan sebuah candu yang telah disuntikkan ke dalam tubuh kita, maka kita akan merasa malas untuk ikut berkompetisi secara sehat, selalu ingin menggunakan jalan pintas dengan cara membarikan uang pelicin kepada oknum tertentu untuk melancarkan proses perekrutan. Sebenarnya hal semacam ini telah mendarah-daging di lingkungan kita, mungkin sejak zaman penjajahan bahkan bisa jadi sebelum para kompeni-kompeni datang. Tidak hanya dalam hal mencari pekerjaan bahkan telah merambah ke berbagai bidang pelayanan public dan birokrasi yang ujung-ujungnya harus ada duit bila keperluan anda ingin lancar. Ini merupakan penyakit masyarakat yang perlu kita perangi. Penyakit semacam ini tidak bisa dihilangkan akan tetapi hanya bisa diminimalkan, karena perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan kejahatan di dunia yang hanya akan hilang bila dunia ini telah kiamat.
Bukankah dalam setiap agama diperintahkan untuk menjauhi sesuatu yang haram dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak melakukan kejahatan. Saya rasa dengan kita memberikan sejumlah uang kepada oknum tertentu untuk proses kelancaran dalan hal mencari kerja, sedangkan hal semacam itu tidak ada dalam aturan perekrutan karyawan yang telah ditetapkan perusahaan yang bersangkutan. Maka perbuatan yang telah kita lakukan merupakan sebuah perbuatan kejahatan.
Kenapa bisa dikatakan perbuatan kejahatan?
1. kita telah melanggar aturan yang telah ditetapkan perusahaan yang akan merekrut karyawan. Karena saya meyakini semua perusahaan yang akan mengadakan recruitment karyawan telah menetapkan tidak diperbolehkan melakukan tindakan suap (kolusi).
2. kita secara tidak langsung justru membuat sebuah perbuatan (tradisi) yang tidak baik. Bila hal ini terus berlangsung dan dilestarikan maka orang pertama yang membuat ide ini adalah orang yang paling berdosa.
3. kita berdosa karena telah memberikan uang haram kepada oknum yang menerimanya. Coba renungkan bila oknum tersebut menggunakan uang haram itu untuk menafkahi anak-istrinya maka anak dan istrinya pun ikut berdosa pula karena telah memakan uang yang tak jelas hukumnya alias haram.
4. bagi diri kita sendiri, mari sejenak kita renungkan kembali dengan hati nurani yang bersih. Bila kita mencari kerja denga cara memberikan uang pelicin (kolusi) agar proses perekrutan diperlancar/dimudahkan, dan ternyata kita diterima. Maka upah/gaji kita tiap bulan bukankah uang haram pula. mengapa? Karena kita mendapatkan pekerjaan itu dengan cara yang tidak jujur/dengan kolusi.
5. kita telah menzolimi hak orang lain. Lho kok bisa?
Sadarkah bahwa dengan kita memberikan uang pelicin (menyuap) yang sebenarnya kita tidak layak untuk jadi pekerja diperusahaan tersebut mungkin karena ketrampilan yang kita miliki tidak termasuk dalam standart kualifikasi, kita telah mengambil hak orang lain yang dianya sebenarnya layak dan memenuhi syarat kualifikasi untuk bekerja diperusahaan yang mengadakan recruitment tersebut. Dengan melakukan kolusi kita telah mengambil hak orang lain yang sah. Bukankah perbuatan seperti ini bisa dikatakan menzolimi orang lain.
Sudah seharusnyalah kita sebagai paradigma baru untuk merubah tradisi ini bukan malah ikut melanjutkan bahkan menjadi oknumnya. Harga diri bangsa ini akan dipandang rendah bila kita masih menggunakan cara curang dan tidak jujur bila dalam setiap menyelesaikan masalah selalu uang yang bicara. Mulailah dari 3M seperti yang yang diutarakan Aa’ gym,
Mulai dari sekarang kita berusaha untuk tidak melakukan kecurangan sekecil apapun dan percaya diri untuk berani mengikuti kompetisi dengan sikap sportif.
Mulai dari hal yang kecil untuk memberikan contoh ketauladanan untuk bersikap jujur dn merasa bangga bila bisa melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dan mulailah dari diri kita sendiri, jangan menunggu orang lain untuk menjadi yang pertama. Lalu terapkan pula dari lingkungan terdekat yaitu keluarga anda sendiri. Ingatlah bahwa satu suri tauladan lebih baik dari seribu nasehat. Percuma bila kita teriak-teriak sampe suara serak “brantas KKN” tapi kita sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik walaupun hanya kecil.
Mungkin anda akan beranggapan bahwa hari gini susahlah bisa mendapatkan sebuah pekerjaan dengan jalan yang benar-benar murni tanpa ada katebelece apapun. Kadang ada orang yang nyeletuk, “sepintar apapun kalau lo ga punya relasi jangan mimpi bisa bekerja di tempat itu”. Bahkan ada orang yang sudah underestimate duluan, “ walaupun ada dengan jalan yang benar-benar murni paling juga seribu satu coy”.
Bolehlah mereka berkata seperti itu atau yang lebih exstrem lagi yang dapat menghipnotis dan menggoyahkan prinsip hidup kita, tapi perlu diingat bahwa manusia hanya bisa berusaha dan merencanakan sedangkan keputusan adalah mutlak di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Sebisa apapun kita dalam berusaha untuk curang menggunting dalam lipatan, menjegal kawan seiring, bahkan menusuk dari belakang tapi bila Tuhan tidak mengizinkan maka musnahlah semua usaha culas itu. Percayalah pada kekuatan diri kita sendiri bahwa bila kita sudah berusaha semampu mungkin sesuai dengan kemampuan kita maka Tuhan akan memberikan reward sesuai dengan tetesan keringat yang telah kita keluarkan.
Mintalah sesuatu yang BESAR kepada Tuhan, karena DIA maha kaya. Mengapa kita minta yang kecil?

By boim prasetyo