Jumat, September 04, 2020

AKHIR PERJALANAN N250 GATOTKOCO

Sedih… Ya, satu kata yang mewakili jutaan perasaan rakyat Indonesia  ketika melihat prototype pesawat N250 Gatotkoco dijadikan monumen sebagai koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta. Pesawat pertama buatan utra-puri kebanggaan bangsa Indonesia  yang dipelopori presiden ke 3 RI, Bj Habibie itu, harus terhenti proyeknya lantaran badai krisi moneter, yang saat ini harus merelakan untuk teronggok di museum.

Dengan menempuh jarak 567 kilometer dari PT. Dirgantara Indonesia  menuju Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, dengan waktu tempuh 2 hari 2 malam melalui jalur darat, akhirnya pesawat N250 tiba menjelang subuh di komplek Lanud Adisutjipto Yogyakarta pada Jum’at 21 Agustus 2020. Pesawat buatan putra bangsa terbaik almarhum BJ Habibie ini menjadi koleksi ke  60 Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Pesawat N250 Gatotkoco murni buatan bangsa Indonesia  yang dipelopori oleh presiden ke 3 Bacharuddin Jusuf Habibie. N250 salah satu pesawat canggih di zamannya yang diproduksi oleh Industry Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN di tahun 1995. Namun sangat  disayangkan, di tahun 1998 Indonesia  terhempas oleh badai krisis moneter sehingga memaksa produksi N250 dihentikan. Padahal kala itu, N250 Gatotkoco sudah mengantongi lebih dari 600 jam terbang, tinggal menunggu sertifikasi menjadi pesawat komersial.

Ruang Kabin Penumpang N250
setelah 2 dekade lebih atas gagasan panglima tni, marsekal hadi tjahyanto N250 diminta dari pt dirgantara Indonesia  untuk dijadikan monument di museum pusat dirgantara mandala yogyakarta. prototype N250 dikembalikan pada kondisi awal ketika masih bisa mengudara.



ironis memang..! pesawat kebanggan bangsa Indonesia  yang dipelopori presiden ke 3 bj habibie harus menelah pil pahit yang berakhir dibesi tuakan dalam museum.

pada rabu sore yang sangat cerah di tanggal 26 agustus 2020, prototype N250 Gatotkoco akhirnya bertengger di depan museum pusat dirgantara mandala yogyakarta sebagai koleksi ke 60 museum milik tni angkatan udara itu. pesawat kebanggaan bangsa Indonesia  itu dijadikan sebagai monument sebagai bukti kehebatan dan kecintaan anak bangsa kepada negaranya, serta kecintaan kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

dalam sambutanya saat meresmikan N250 menjadi monument, panglima tni marsekal hadi tjahjanto mengatakan. penempatan N250 Gatotkoco di Muspusdirla bertujuan mengabadikan buah karya terbaik anak bangsa dalam pengembangan teknologi penerbangan. Peresmian monumen sekaligus memberikan penghargaan tertinggi kepada Bacharuddin Jusuf Habibie, sebagai Bapak Teknologi Indonesia  yang telah berjasa mengharumkan nama Indonesia  melalui karyanya termasuk N250.

kokpit N250 Gatotkoco
Ruang Kokpit N250 Gatotkoco


N250 Gatotkoco merupakan pesawat civil dengan mengusung teknologi fly by wire pertama di dunia serta berbagai teknologi canggih pada masanya. Menurut  penuturan Kapten Pilot Chris Sukarjono yang menerbangkan N250 Gatotkoco pada 21 tahun silam kala itu. Burung besi yang diterbangkan pria kelahiran Bantul itu, hasil rakitan Presiden RI ke-3. Dalam mengendalikan mesin terasa lebih halus. "Jadi memang (kendali pesawat) agak berat. Tapi dari berat itu semuanya dan sistem kendali terasa lebih halus.
Kapten Pilot Chris Sukarjono 


Teknologi fly by wire memudahkan dalam mengerakkan pesawat ketimbang pesawat dengan teknologi kemudi manual. "Ini sama seperti power stering pada mobil. Gerakan pesawat lebih smooth dan terkontrol mudah. Jadi tidak perlu melakukan harmonisasi aileron (bagian sayap) seperti di pesawat dengan kemudi manual


Sementara itu, menurut Kepala Program N250, Djoko Sartono yang turut hadir dalam peresmian monument pesawat N250 pada rabu yang cerah itu, mengatakan. Dirinya merasa bangga sekaligus sedih, produksi pesawat ini harus terhenti hingga akhirnya menjadi monumen. BJ Habibie dulu bersikukuh N250 Gatotkoco harus menerapkan fly by wire dengan tiga akses. Padahal, perusahaan besar seperti Boeing mengarahkan cukup menggunakan satu akses. Alhasil, N250 menjadi pesawat tercanggih di tipe pesawat baling-baling dengan kapasitas 50 penumpang.








by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )