Jumat, Januari 01, 2010

G U S D U R



“ G U S D U R ”
BY boimprasetyo

Tepatnya tanggal 30 Desember 2009 hari Rabu sore negeri ini kehilangan putra bangsa yang sangat besar jasanya dalam kemajuan berdemokrasi. KH. Abdurrahman Wahid yang sering kita panggil Gus Dur mangkat pada usia 69 tahun. Dipenghujung tahun 2009 ini kita rakyat Indonesia menundukkan kapala mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang pribadi yang teguh , humoris dan pahlawan demokrasi ini. Sosok Gus Dur yang kita kenal controversial dalam setiap statment-nya ternyata pribadi yang unik yang perlu di contoh.
Beliau seorang yang pemaaf dan tidak dendam walaupun banyak lawan politiknya yang menjegal hingga harus legowo lengser dari Istana Negara. Bahkan di era Orba beliau pernah menyatakan akan diancam dibunuh oleh Pak Harto, dan statement yang mencengangkan bahwa di Indonesia ini musuh Gus Dur hanya 1 orang yaitu penguasa Orde Baru, siapa lagi jika bukan alm. Eyang Soeharto. Walaupun begitu, pada Idul Fitri 2007 Gus Dur malah menyambangi ke kediaman Soeharto di cendana untuk silaturahmi.
Ketika ditanya dalam acara kick andy September 2008 siapa orang yang bertanggung jawab atas lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan. Dengan santai Gus Dur menjawab, “ada 2 orang pak andy , yaitu amien Rais dan Megawati.”
“Apakah Gus Dur dendam?”
“Engga… justru sudah saya maafkan, tapi kalau lupa sih enggak bakalan lupa.”

Sisi lain seorang Gus Dur adalah keberaniannya untuk menegakkan keadilan bahkan melawan arus walaupun didepanya lawan-lawan politik akan menghadang, tapi bukan Gus Dur namanya jika ia gentar. Di awal pemerintahannya dengan pede-nya beliau menghapuskan DEPSOS dan DEPPEN. Alibi beliau bahwa DEPSOS merupakan markasnya para koruptor dan kerjanya selalu terlambat. Bila terjadi bencana DEPSOS bagaikan polisi India yang datang setelah penjahatnya mati. Sedangkan alasan beliau membubarkan DEPPEN, karena Departemen Penerangan terlalu memasung kebebasan pers dan kreativitas yang sedikit-sedikit membredel sebuah surat kabar jika tidak pro dengan penguasa. Dan bukan hanya itu saja gebrakan seorang Gus Dur, beliaulah presiden pertama di Indonesia yang mengangkat menteri HAM dalam kabinetnya yang sebelumnya belum ada di kabinet-kabinet presiden terdahulu.
Beliau seorang yang benar-benar ingin menegakkan keadilan di bumi Indonesia ini. Tidak segan-segan memerintahkan kejaksaan Agung untuk memindahkan para koruptor kelas kakap ke pulau Nusa Kambangan. Tak ayal koruptor sekelas Bob Hasan dan Tomy Suharto putra mantan penguasa orde baru ini harus rela meringkuk di penjara bersama para pembunuh-pembunuh berdarah dingin. Tidak hanya itu saja. Gus Dur membebaskan TAPOL & NAPOL yang ditahan di masa orde baru dengan tuduhan melakukan supersif serta dakwaan yang tak jelas. Gus Dur pula-lah yang menghapuskan diskriminatif terhadap keluarga bekas pelaku Gerakan 30 S/PKI. Gus Dur pun menghapuskan diskriminatif terhadap Etnic Tionghoa yang selama orde baru dipasung kebebasannya. Dimasa pemerintahan Gus Dur tahun baru Imlek dijadikan sebagai hari libur nasional yang perlu diperingati dan dihormati. Etnic Tionghoa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan budaya nenek moyangnya secara terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi. Ini terbukti makin maraknya pertunjukan barongsai jika mendekati tahun baru Imlek.

Sikap pluralis Gus Dur yang banyak di tentang para umat islam makin membuat citra Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang controversial semakin tenar. Gus Dur beranggapan bahwa semua agama yang ada di Indonesia semuanya benar karena tujuan akhirnya adalah untuk menyembah kepada Tuhan YME. Jelas-jelas statment ini ditolak mentah-mentah oleh muslim militant. Tapi lagi-lagi bukan Gus Dur namanya jika tidak bisa berkelit. Beliau pun menjawab bahwa sayapun dibesarkan dalam lingkungan muslim tradisional bisa menerima tapi kenapa mereka tidak, gitu aja kok repot. Sebenarnya pemikiran Gus Dur lebih jauh modern sehingga pluralisme dalam umat beragama dianggap wajar agar terciptanya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Akan tetapi bagi muslim militan yang kolot hal ini dianggap nyleneh dan sangat controversial karena bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnatulloh.

Sisilain dari pribadi Gus Dur yang tidak bisa dipisahkan darinya adalah, beliau adalah sosok yang humoris yang mempunyai joke-joke segar yang dapat membuat orang tertawa lepas. Gusdur tidak segan-segan memberikan joke-jokenya meskipun sedang berpidato dalam sidang taunan di gedung MPR/DPR, sehingga para dewan terhormat pun tertawa ngekek dibuatnya. Dalam acara formal maupun non formal Gus Dur sering diminta untuk memberikan joke-nya agar suasana lebih cair dan beliau pun tak segan dan jarang menolaknya. Bahkan joke-joke Gus Dur sudah dibuat buku dan lumayan banyak peminatnya.

Gusdur juga seorang pribadi yang unik. Beliau teguh pendirian walaupun kadang statmentnya salah dan membahayakan dirinya. Masih kita ingat bahwa di akhir jabatanya menjadi presiden beliau mengeluarkan Dekrit Presiden sebagai pengganti UU dan akan membubarkan DPR. Dalam hal ini pula gus dur menginstruksikan SBY pada waktu itu menjabat sebagai MENKOPOLKAM untuk menyatakan bahwa Negara dalam keadaan darurat. Akan tetapi SBY menolaknya. Sebelum mengeluarkan Dekrit Gus Dur pun telah diperingatkan oleh Mahfud MD MENHANKAM pada waktu itu bahwa Dekrit yang akan Gus Dur keluarkan itu inconstitusional. Tapi bukan gus Dur namanya jika ga ada ngeyel. Beliau pun menjawab ,”kata Harun Al Rasyid (pakar ilmu tata Negara) constitusional.” Lalu Mahfud pun menjawab, “Gus.., dekrit Presiden yang dikeluarkan pada masa presiden Soekarno itu juga inconstitusional. Tapi menjadi constitusional karena di dukung oleh militer, mahasiswa dan parlemen. Sedangkan Dekrit yang akan Gus Dur keluarkan ini sama sekali tidak di dukung oleh militer dan mahasiswa bahkan Gus Dur mau membubarkan DPR, ini sangat lemah Gus..!” tapi sekali lagi bukan Gus Dur namanya jika ga pake ngeyel dan akhirnya justru sehari setelah Gus Dur mengeluarkan Dekrit Gus Dur dilengser untuk mundur dan digantikan oleh Megawati. Di akhir-akhir kekuasaanya pun tetap saja Gus Dur ngeyel ga mau keluar dari istana justru menemui para wartawan dan rakyat yang ada di luar pagar istana dangan hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong. Bagi pengamat hal ini benar-benar tidak pantas dilakukan oleh presiden tapi bagi Gus Dur ini merupakan cara untuk mengajari rakyat Indonesia bahwa hukum dan undang-undang telah dilecehkan dan tak lagi dijunjung tinggi.
Banyak juga para pengamat politik mengatakan bahwa Gus Dur memimpin Negara ini seperti memimpin pondok pesantren jika ada menteri yang ga dia suka langsung direshufle. Tapi apa tanggapan Gus Dur, “lha ga becus kerja ya diganti, gitu aja kok repot.”
Kata-kata seorang Abbdurahman Wahid terkadang bagaikan sebuah ramalan. Pernah Gus Dur menyindir para anggota dewan itu seperti Taman kanak-kanak. Hal ini merupakan sebuah pelecehan bagi mereka anggota dewan, tapi selang beberapa bulan benar-benar terjadi. Didalam sidang ada beberapa anggota dewan yang berkelahi saling adu jotos. Tidak hanya sampai disini saja, selang beberapa bulan lagi justru lebih parah ketua DPR dikeroyok oleh beberapa anggota fraksi yang ada di DPR. Hal semacam ini masih terjadi hingga sekarang. Ternyata kutukan atau ramalan Gus Dur benar adanya..!
Dalam memilih menteri untuk duduk dalam kabinetnya pun kadang gusdur hanya mengandalkan instingnya. Ada sebuah cerita lucu dari Mahfud MD mantan MENHANKAM pada masa pemerintahan Gus Dur. Ketika beliau diangkat menjadi MENHANKAM, pak Mahfud menangkapnya adalah akan dijadikan menteri pertanahan. Lalu beliau (pak Mahfud) mengkonfirmasi ke Gus Dur, “Gus..,kan departemen pertanahan sudah dibubarkan sekarang menjadi Dirjen Pertanahan dibawah DEPDAGRI.”
“Bukan menteri pertanahan tapi pertahanan.” Jawab Gus Dur.
“Tapi saya kan ga punya latar belakang ilmu kemiliteran Gus, saya ahli ilmu Tata Negara.” Kata pak Mahfud MD. Lalu apa jawaban Gus Dur.
“Emangnya saya jadi presiden punya latar belaka apa…., udahlah jalanin aja dulu.”
Bayangkan dengan enaknya Gus Dur menjawab tanpa didasari teori ilmiah sedikit pun.
Gus dur adalah pribadi yang teguh dan konsisten. Beliau pantang untuk menjilat ludahnya sendiri, atinya apapun statmentnya walaupun itu kontroversi beliau akan tetap teguh dan tak berubah sedikitpun. Mungkin ini adalah hasil didikan dari kakek dan ayahandanya para pendiri NU. “Samikna wa atokna”, apa yang saya dengar itulah yang saya laksanakan. Kata-kata ini sangatlah familiar sekali bagi kaum Nahdiyin, begitu juga bagi seorang Gus Dur. Ketika ditanya dalam acara Kick Andy kenapa Gus Dur mau dicalonkan menjadi presiden, dengan mantap beliau menjawab.
“Saya disuruh oleh 5 orang kiyai sepuh. Saya ini anak pesantren Pak Andy, ya harus nurut apa yang dikatakan orang tua, meskipun harus nyebur laut sekalipun.”

Selamat jalan Gus Dur semua cita-cita mu akan kami lanjutkan demi Indonesia yang adil dan tak ada lagi diskriminasi. Kami kehilangan sosok sepertimu seorang pemimpin yang religious, berani, tegas, nyleneh, dan humoris. Tak aka nada lagi joke-joke segarmu yang bisa membuat kami tertawa lepas.

Created by
Boim prasetyo

2 komentar:

Anonim mengatakan...

insya Alloh akan ada sosok yang jauuuuh lebih baik yang akan membuat negeri ini lebih berkah....

boimprasetyo mengatakan...

smoga dan lebih baik dr gusdur.