Senin, Desember 15, 2008
awas busi tiruan
Salah satu dari sekian banyak komponen suku cadang kendaraan bermotor yang sering dipalsukan dan dijual “pedagang nakal” adalah busi. Ada saja cara yang digunakan seperti memproduksi tiruannya atau bahkan memoles barang bekas untuk dipakai kembali.
Busi palsu dapat merusak kendaraan , selain itu umur pamakaiannya tidak lama. Namanya juga barang palsu, sudah pasti kualitasnya tidak sama dengan yang asli. Oleh karena itu berhati-hatilah bila akan membeli busi, karena busi palsu kini banyak sekali beredar dapasaran. Berikut ini beberapa tips bila anda akan membeli busi agar tidak terkena tipu dengan busi palsu.
1. Langkah pertama sebagai tindakan pencegahan :
a. Sebaiknya jangan membeli busi disembarang toko sparepart yang tidak jelas/tidak meyakinkan. Belilah ditempat daeler resmi merk motor anda.
b. Biasakan anda mengamati dan mempelajari cirri-ciri khas dari merk busi asli yang biasanya anda beli, sehingga anda dapat membedakannya bila anda menemukan busi yang palsu.
c. Kalau perlu bawalah busi asli sebagai pembandingnya jika anda ingin membeli, karena busi yang palsu sekilas hampir serupa penampilannya namun tak sama.
2. Langkah kedua saat membeli busi amatilah secara fisik busi tersebut.
a. Cermati warna keemasan pada busi dan lapisan keramiknya walaupun memiliki warna yang sama, namun busi yang palsu biasanya warnanya cenderung pudar.
b. Perhatikan part genuine-nya, yang asli berwarna putih, sedangkan yang yang palsu agak keruh dan kusam.
c. Perhatikan tipikal huruf pada merk/code busi. Barang palsu biasanya tidak sama persis dengan yang asli seperti besarnya huruf, ketebalan cetakan, kemiringan huruf dan sebagainya.
d. Perhatikan permukaan center electrode. Busi palsu permukaannya cenderung tidak rata, sedangkan yang asli permukaannya masih mulus.
e. Untuk busi bekas yang sudah dipermak baru pasti telah dilakukan pelapisan ulang, karena itu perhatikan fisik businya. Misalnya center electrode-nya pasti lebih pendek dibanding dengan yang baru dan berwarna cerah keabu-abuan akibat pelapisan ulang. Padahal warna yang asli berwarna hitam. Warna keemasan yang berubah perak, keramiknya keruh, dan terselip kotoran di celah badan jika busi palsu.
Diambil dari surat kabar media Indonesia
Selasa ,27 mei 2008
By
www.boim-prass.blogspot.com
Minggu, Desember 14, 2008
TAMAN BUAYA INDONESIA JAYA
ATAMAN BUAYA
(
Buaya sebagai binatang buas yang dilindungi undang-undang menhut No. 401/KPTS-VI/ 1986 dan menhut No. 869/ KPTS-VI/ 1991. Seharusnya menjadi perhatian kita semua baik pemerintah setempat maupun masyarakat sebagai pengunjung. Keadaan yang terjadi di taman buaya serang-cibarusa ini sangat miris sekali, dan perlu suntikan dana dari pemkab setempat dan tidak hanya ditanggung pengelola saja. Menurut fakta yang kami temukan taman buaya Indonesia jaya ini merupakan aset yang berharga bagi pemkab kabupaten bekasi, karena pengunjung tidak hanya dari daerah bekasi saja bahkan ada yang jauh-jauh dari Jakarta, bogor, tangerang untuk melihat penangkaran buaya ini. Bahkan sudah 2 tahun terakhir ini untuk memancing minat pengunjung, taman buaya setiap hari libur mengadakan dua kali pertunjukan pada jam11:00 dan 14:00 yaitu atraksi debus dari banten, ular, dan atraksi buaya serta tersedia taman bermain untuk anak-anak. Bila kita lihat sebenarnya pihak pengelola sudah berupaya semampu mungkin untuk mengadakan promosi dan memancing minat para pengunjung, akan tetapi terhalang biaya yang cukup besar maka pengelola hanya menggantungkan pemasukan dari penjualan ticket pengunjung. Untuk memberi makan buaya saja taman buaya hanya menggantungkan dari menampung ayam-ayam yang sudah mati dari seluruh peternakan kabupaten bekasi itupun harus diambil sendiri, ungkap Bp. Sudarman salah satu karyawan taman buaya. Beliau juga mengatakan hingga saat ini pemkab bekasi sama sekali belum pernah memberikan perhatian terhadap keadaan taman buaya
Pihak taman buaya sendiri juga kurang mengoptimalkan fasilitas bagi pengunjung. Dari data pengamatan yang kami peroleh terdapat musholla yang keadaannya tak terawat, permainan anak-anak yang tidak dioperasikan (entah sudah rusak / tidak ada dana untuk mengoperasikannya kembali), dan fasilitas kantin yang tidak ada. Dengan keadaan seperti itu membuat para pengunjung merasa tidak betah dan tak nyaman untuk berlama-lama di taman buaya. Padahal fasilitas itu semua bisa menarik minat masyarakat untuk berkunjung k etaman buaya
Minggu, Oktober 26, 2008
LENTERA HATI, Andy F Noya keluar dr Metro TV
Andy F Noya keluar dari Metro TV
Banyak yang
bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi MetroTV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena pecah kongsi dengan Surya Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan power yang luara biasa sebagai pimpinan sebuah stasiun televise berita , tiba-tiba saya mengundurkan diri.
Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang beasiswa ke IKIP padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke sekolah publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Metro TV. Dalam satu seminar, Rhenaldi Khasali, penulis buku Change yang saya kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa mengapa saya keluar dari Metro TV. Andy ibarat ikan di dalam kolam. Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih besar.
Saya tidak tau apakah pandangan Rhenald itu benar. Tapi, jujur saja, sejak lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisinya ketika saya membaca buku kecil berjudul Who Move My Chesee. Bagi anda yang belum membaca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju itu habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya kurcaci yang ke dua , begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah habis.
Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tampat itu untuk mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan untuk menunggu terus ditempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan terus menunggu sampai akhirnya mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin yang penuh dengan keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempatnya yang lama.
Pesan moral buku sederhana itu jelas : jangan sekali-kiali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka itu tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.
Setelah membaca buku itu , entah mengapa ada dorongan luar biasa yang menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang selama ini membuat saya merasa nyaman karena keju itu setiap hari sudah tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti lentera jiwa saya. Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.
Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul lentera hati yang dinyanyikan Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain sair dan pesan yang ingin disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada orang banyak.
Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa lentera jiwanya ada di pertunjukan music. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa belum mampu jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.
Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tau menjadi apa, ada yang jujur ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata putus juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat mereka tidak bahagia -- adalah karena mengikuti kemauan orang tua.
Dalam opisode Lenter Jiwa (tayang jum’at 29 & 31 agustus 2008) kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan Hubungan Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis untuk berbelok arah dan menekuni dunia masak-memasak. Dia memilih menjadi koki pekerjaan yang dia sangat sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini mempunyai restoran sendiri. Saya sangat bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini, ujarnya. Padahal, orang tuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai diplomat.
Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat beasiswa dari British Council. Kini Adit mempunyai sekolah animasi. Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter. Simak juga bagaimana Gede Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan konsultan managemen dan penulis buku ini lebih memilih tinggal di bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker.
Pertanyaan yang paling hakiki adalah, apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia tetapi banyak yang tidak tau bagaimana cara mencapainya.
Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu bergembira dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo, salah satu personel Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, yon tampak penuh energij dan dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest 2008, Yon mampu melantunkan 10 lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. Semua karena saya mencintai pekerjaan saya. Music adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya, katanya.
Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai teraf bekerja adalah rekreasi. Sebab mereka sudah menemukan Lentera Jiwa mereka.
From Kick Andy.com
Disajikan kembali by pras KI 01
Minggu, Oktober 05, 2008
broadcester
BY IVY BATUTA
Disajikan oleh : boim
“Ingat!! Menjadi penyiar itu mudah tapi menjadi penyiar yang baik, hebat, dan handal itu sulit, butuh exstra usaha!”
1. Selami dan kenali betul type apa program acara yang dibawakan (formal, informal, adult program
2. Announcing skill => try to be different or unique (dalam intonasi, artikulasi, speed, face, gaya bahasa ? gaya bertutur).
3. Terampil menulis ulang naskah => terampil membaca naskah dalam bahasa bicara (you and me concept)--->pergunakan bahasa bicara.
4. Mampu menyusun kalimat hanya berdasarkan pointers (harus memiliki dan mengetahui kosakata sebanyak mungkin).
5. Sense of music (pengetahuan tentang music).
6. Operating skill (pengetahuan mengoperasikan peralatan dalam studio).
7. “smart” (berwawasan) => mengikuti perkembangan public, perkaya topic dengan hal yang up to date dan riil yang terjadi dalam kehidupan sehari-haei (baik pengalaman kita maupun pengalaman orang lain merupakan suatu hal yang menarik untuk diangkat/sebagai bahan pembicaraan).
8. REACH (recpect, empathy, audible, clarity, humble) / peka,berempathy
No body’s perfect….some people like us, some don’t….don’t listen to any bad judgetment to wards you!