Rabu, Agustus 05, 2020

BIJAK MENGKONSUMSI DAGING KURBAN

Bijak dalam mengkonsumsi daging kurban sesuai dengan kebutuhan kalori perhari akan memberikan rasa aman bagi tubuh. Selain mengkonsumsi daging untuk pemenuhan kebutuhan protein, juga mengkonsumsi sayuran hijau dan buah segar sebagai penyeimbang dan mengurai lemak yang dihasilkan dari konsumsi daging.

konsumsi masyarakat akan daging kurban biasanya tidak terkontrol yang terkadang  sepekan setelah idul adha akan muncul berbagai penyakit atau keluhan yang membuat badan tidak kembali bugar. Bahkan bagi orang yang mempunyai penyakit tidak menular, daging kurban baik berbentuk daging sapi maupun daging kambing menjadi pantangan. Jika memenuhi prinsip diet seimbang kebutuhan protein tetap harus terpenuhi, mengkonsumsi daging kurban salah satu pemenuhan kebutuhan protein hewani.


seberapa banyak protein hewani yang harus terpenuhi dalam satu hari, menurut pendapat ahli gizi dari fakultas kedokteran kesehatan masyarakat dan keperawatan ugm yogyakarta, mirza hapsari, secara total seorang memerlukan 150 sampai 200 gram per hari. jumlah ini harus dibagi dalam 3 kali waktu makan.



dianjurkan untuk mengkonsumsi daging yang berwarna merah saja. sedangkan daging yang warna putih serta balungan atau tulang yang masih terbalut dengan sedikit daging, lebih baik dimanfaatkan untuk sumber pembuatan kaldu saja. Untuk jeroan atau isi perut hewan kurban  dianjurkan untuk tidak dikonsumsi karena berpotensi menghasilkan timbunan lemak yang memunculkan berbagai penyakit tidak menular seperti obesitas, kolesterol, jantung, hipertensi dan juga diabetes.

dalam proses pengolahan daging menjadi aneka masakan, jika bisa hindari penggunaan minyak atau santan yang berlebihan. Karena, daging sendiri sudah mengandung kadar lemak yang cukup tinggi. Penggunaan minyak dan santan berlebih pada pengolahan daging akan memunculkan berbagai penyakit mulai dari obesitas, kolesterol, jantung, hipertensi dan juga diabetes.

Cara paling bagus dalam mengolah daging yaitu dengan memanggang tetapi jangan diatas bara langsung. Bisa menggunakan lapisan besi atau batu sebagai penghantar panasnya. Arang dari bara api akan menimbulkan zat carcinogenic, yaitu zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker pada organ paru-paru.

Jika memang ingin dibuat olahan daging dengan banyak kuah, disarankan menambahkan unsur asam seperti menggunakan asam jawa, jeruk nipis ataupun nanas yang mampu mengurai lemak yang terdapat pada daging yang diolah.



by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )

Jumat, Mei 04, 2018

KEPUHSARI, DESA PEMBUAT WAYANG GAYA JAWA TENGAH



Wayang.. sebuah maha karya warisan budaya indonesia yang saat ini masih terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat, khususnya di tanah jawa. Salah satu jenis wayang yaitu, wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau ataupun sapi. Mulai tahun november 2003 wayang resmi diakui unesco menjadi warisan budaya dunia asli Indonesia.

Diwilayah Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Wonogiri terdapat sebuah desa dimana masyarakatnya masih menjaga dan melestarikan wayang kulit. Kepuhsari, desa yang berada di kecamatan Manyaran ini, selain dianugerahi tanah yang subur, juga diberikan talenta masyarakatnya pandai membuat kerajinan wayang. Di desa inilah pembuatan wayang dari hulu hingga hilir dapat ditemui. Dari pengolahan kulit kerbau untuk dijadikan bahan utama wayang, hingga penatahan dan pewarnaaan wayang yang telah jadi, yang biasanya disebut seni tatah sungging.

Sosok seorang Guno Wasito yang pertama membuat wayang kulit di desa kepuhsari pada tahun 1850. Seiring bergulirnya waktu, Mbah Guno mencoba untuk mengajarkan membuat wayang pada masyarakat kepuhsari, yang hingga saat ini, kepuhsari menjadi desa wisata sentra pembuatan wayang kulit gaya Surakarta.

Untuk membuat satu tokoh wayang memerlukan tahapan proses yang tidak mudah. Bahkan tokoh wayang dengan ukuran besar bisa memakan waktu 1 bulan lamanya. Dalam pembuatan wayang kulit harus melalui beberapa tahapan yang memerlukan ketrampilan mumpuni. Di Desa Kepuhsari sendiri, bisa ditemui orang-orang yang mumpuni dalam hal proses pembuatan wayang kulit tersebut sesuai dengan keahliannya.

Satino, warga kepuhsari yang masih setia menggeluti mengerok kulit kerbau untuk dijadikan bahan utama pembuatan wayang kulit. Cara yang digunakan mbah Satino cukup tradisional, dimana kulit kerbau akan dijemur dengan dipenteng terlebih dahulu sebelum dibersihkan bulunya. Setelah itu direndam dengan air selama semalam,  lalu dilakukan proses penjemuran lagi berulang-ulang hingga kulit dirasa bisa digunakan untuk tahap selanjutnya.





Lain Satino lain pula dengan Sarso. Dirinya menggunakan proses modern untuk membersihkan bulu dari kulit/ dengan cara dicukur menggunakan grinda.  


Namun pada masa pendahulu pembuat wayang di Desa Kepuhsari, kulit yang akan digunakan untuk membuat wayang akan dilakukan tarang. Tarang adalah proses pengasapan kulit, dimana kulit diletakkah diatas tungku yang biasa untuk masak dan proses ini bisa memakan waktu hinga lebih dari 2 tahun. Prose  tarang ini untuk menghasilkan kwalitas kulit yang baik dan tahan lama, serta tidak mudah koyak saat digerakkan. 



Setelah kulit kerbau atau sapi telah bersih dari bulu, maka proses selanjutnya menggambar tokoh wayang di media kulit tersebut untuk nantinya ditatah. Wasono, salah satu penatah wayang mumpuni yang dimiliki oleh Desa Kepuhsari. Sudah ratusan wayang kulit yang ia selesaikan untuk para dalang kondang Surakarta maupun Jawa Tengah.
Tahap awal dalam penatahan wayang, wasono akan memilih kulit yang bagus dengan teksture bening untuk dijadikan tokoh wayang yang akan dibuatnya.

Setelah itu, kulit akan digambar tokoh wayang kemudian tahap selanjutnya dilakukan penatahan. Proses penatahan inilah yang bisa dikatakan tahapan paling utama dalam proses pembuatan wayang kulit, dimana diperlukan kesabaran, ketekunan, keteltian, bahkan laku prihatin jika menginginkan hasil yang bagus. Berbagai macam ukuran tatah sesuai fungsinya akan digunakan Wasono untuk membentuk kulit menjadi sosok tokoh wayang dengan karakternya.

Langkah selanjutnya setelah terbentuk tokoh wayang maka akan dilakukan pewarnaan atau biasa disebut sungging, sesuai dengan karakter tokoh wayang. Untuk proses pewarnaan wayang memerlukan beberapa tahapan. Sebelum pewarnaan dasar, wayang diamplas terlebih dahulu untuk menghilangkan serabut, setelah itu diberikan warna dasar putih lalu warna kuning emas atau biasa disebut prodo grenjeng. Setelah pewarnaan dengan prodo grenjeng, pewarnaan 


Sebuah wayang tentunya belum bisa dimainkan oleh sang dalang jika belum lengkap dengan cempuritnya, yaitu gapit wayang yang terbuat dari tanduk kerbau. Pembuatan cempurit ini dilakukan manual dengan cara membelah tanduk kerbau menjadi 2 bagian lalu dikikir sedemikian rupa hingga terbentuk gapit yang panjangnya1 hingga 1 koma 5 meter. Di desa Kepuhsari salah satu warga yang masih setia menggeluti pembuatan cempurit ialah bapak Marso, Sukowiyono Dan Bagas.


Butuh kesabaran dan ketukunan dalam pembuatan cempurit. Tanduk kerbau yang didatangkan dari sulawesi oleh tangan-tangan trampil ini akan dibentuk menjadi lurus, lentur dan mengkilap sehingga menambah elok ketika digunakan untuk menggapit wayang.



Proses pembuatan wayang dikatan selesai jika cempurit telah menyatu dengan wayang sehingga bisa dimainkan. Dalam proses pemasangan cempurit ke badan wayang pun sekali lagi diperlukan sentuhan kesabaran. Cempurit yang terbuat dari tanduk kerbau, perlu dipanasi dengan lentera agar mudah dibengkokkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. setelah cempurit dirasa pas dengan ukuran tokoh wayang, lalu cempurit diikat dengan benang agar dapat menyatu dengan wayang.

Tidak hanya mahir membuat wayang kulit, masyarakat Desa Kepuhsari pun piawai dalam olah seni tradisonal khususnya karawitan, waranggana dan seni pedalangan. Sosok Wulan Sri Panjang Mas seorang dalang perempuan yang dimiliki desa kepuhsari, menjadi pionir untuk melestarikan seni pedalangan kampung pembuat wayang kulit ini. Seminggu sekali dirinya mengajarkan bagaimana cara mendalang, kepada warga yang berminat mendalami seni pedalangan. 




Wayang kulit sebuah kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit  bagi masyarakat jawa tempo dulu digunakan sebagai media untuk perenungan menuju roh spiritual para dewa. Saat ini pertunjukkan wayang kulit sebagai media menyampaikan pesan politik dan nasehat.






Selasa, April 07, 2015

PUNGLI..PUNGLI…

Nawacita yang didengung-dengungkan Jokowi Presiden Republik Indonesia untuk reformasi mental disegala bidang ternyata hanya dipermukaan saja. Cerita ini saya dapatkan dari pengalaman teman seprofesi yang menjadi kuli tinta. Pungutan liar atau pungli yang dialami teman saya ini terjadi di Bea Cukai Yogyakarta. Mendengar instansi yang satu ini mungkin bagi kita sudah tidak kaget bilamana ada pungutan liar atau pungli bahkan sudah menjadi rahasia umum.

Ceritanya nih, teman saya ini mendapat kiriman bahan batu mulia dari sahabat karibnya yang berdomisili di negeri kangguru Australia. Singkat cerita, batu sudah dikirim melalui jasa pos negara Australia dimana segala pembiayaan baik pajak dan segalanya ditanggung oleh sang pengirim dengan alamat Pos Indonesia lebih tepatnya kantor pos wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Nah, setelah sampai tujuan kantor pos wilayah sleman paketan batu ini dibuka packingannya lalu dirujuk ke Bea Cukai DIY yang terletak di jalan solo persis di utara pertigaan Bandara Adisucipto Yogyakarta.
Perlu diketahui, menurut cerita teman saya bahwa segala paketan dari luar negeri yang menggunakan jasa pos biasanya dirujuk ke Bea Cukai mungkin karena biayanya yang murahn kalee ye.. Namun jika menggunakan jasa ekspedisi, paketan akan langsung diantar ke alamat penerima atau si penerima mengambil ke kantor cabang ekspedsisi tersebut.

Singkat cerita setelah barang paketan sampe ke tangan Bea Cukai, niat hati teman saya ini akan mengambil dan sesampainya di Bea Cukai ternyata harus menebus paketan yang berisi 1 kilogram bahan batu akik sebesar 1 juta rupiah..wow…

Dan 1 juta rupiah ini tanpa ada SOP nya . Tau SOP ga, SOP ialah : Standar Operation Procedure. Intinya pungli gitu sajalah. Mendengar satu juta rupiah teman saya satu profesi ini terperanjat. Gilaaaa…cuma batu aja suruh nebus 1 juta rupiah. Meskipun sudah dijelaskan jika segala biaya pengiriman sudah ditanggung oleh si pengirim dan batu itu hanya untuk koleksi tidak untuk dijual kembali tapi tetap saja sang petugas Bea Cukai mematok harga 1 juta rupiah kalo ingin batu ini bisa dibawa pulang.

Perasaan jengkel bercampur ingin ketawa jadi satu, pokoknya nano-nano dech, rame rasanya. Lalu teman saya ini mencoba menghubungi kawan yang biasanya mengundang para kuli tinta jika ada jumpa press ketika ada penangkapan kurir shabu-shabu yang berhasil diringkus. Nah melalui kenalan pegawai Bea Cukai ini kawan saya meminta tolong untuk mengambilkan kiriman batunya, alhasil dengan pertolongan kenalan pegawai Bea Cukai ini batu bisa dibawa pulang tapiiii… ya tetap aja harus keluar duit sebesar 300 ribu rupiah. Dan uang 300 ribu rupiah inipun juga tidak ada buktI kuitansinya jika memang dianggap sebagai biaya ataupun pajak penebusan barang paketan, artinya ya pungli lagiii..

Nah dari pengalaman kawan saya ini maka bisa dikatakan memang instansi yang satu ini masih banyak oknum-oknum yang melakukan pungli untuk meloloskan barang. Dan jika barang tidak ditebus dengan membayar pungli biasanaya akan mereka pake sendiri ataupun dijual. Pantesan cepet kaya…!!!

Yang bisa diambil pelajaran dari kejadian transaksi pungli ini jika ada sanak-saudara yang akan mengirimkan paketan dari luar negeri untuk masuk ke dalam negeri  (Indonesia ) lebih baik menggunakan jasa ekspedisi meskipun biayanya mahal tetapi tidak akan lagi dipungut biaya macam-macam. Seluruh biaya dan pajak pengiriman serta tetek-bengeknya ditanggung oleh si pengirim jadi kita tinggal menerima barangnya saja tapi emang sedikit lebih mahal daripada dengan menggunakan jasa pos.

Meskipun menggunakan jasa pos karena kepengen murah tapi kalau ujung-ujungnya harus berurusan dengan oknum Bea Cukai yang suka mematok pungli ya jatuhnya mahal jugha to..!! Semoga pengalaman kawan saya ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua ternyata pungli itu bener-bener ada tak hanya preman kampung ataupun preman pasar yang tukang malak, tapi preman berseragampun juga demen banget sama yang namanya pungli.


 by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )

Rabu, Oktober 30, 2013

MATEMATIKA IKHLAS

BELAJAR IKHLAS TU GA SUSAH, YANG SUSAH TU NJALANINNYA.
NAH KLO INGIN MUDAH NJALANIN YANG IKHLAS..IKHLAS SILAKAN DATANG KE MASJID AL IKHLAS ATAU BACA BUKU YANG ADA TULISANNYA IKHLAS DIJAMIN TAMBAH PUSING WAKAKAK.......

INI NIH RUMUSAN IKHLAS YANG MUDAH DIPAHAMI DAN INSYA ALLAH MASUK SYURGA ...AMIN


by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )