Sedih… Ya, satu kata yang mewakili jutaan perasaan rakyat Indonesia ketika melihat prototype pesawat N250 Gatotkoco dijadikan monumen sebagai koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta. Pesawat pertama buatan utra-puri kebanggaan bangsa Indonesia yang dipelopori presiden ke 3 RI, Bj Habibie itu, harus terhenti proyeknya lantaran badai krisi moneter, yang saat ini harus merelakan untuk teronggok di museum.
Dengan menempuh jarak 567 kilometer dari PT. Dirgantara Indonesia menuju
Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, dengan waktu tempuh 2 hari 2 malam
melalui jalur darat, akhirnya pesawat N250 tiba menjelang subuh di komplek Lanud
Adisutjipto Yogyakarta pada Jum’at 21 Agustus 2020. Pesawat buatan putra bangsa
terbaik almarhum BJ Habibie ini menjadi koleksi ke 60 Museum Pusat Dirgantara Mandala
Yogyakarta.
Pesawat N250 Gatotkoco murni buatan bangsa Indonesia yang dipelopori oleh presiden ke 3 Bacharuddin Jusuf Habibie. N250 salah satu pesawat canggih di zamannya yang diproduksi oleh Industry Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN di tahun 1995. Namun sangat disayangkan, di tahun 1998 Indonesia terhempas oleh badai krisis moneter sehingga memaksa produksi N250 dihentikan. Padahal kala itu, N250 Gatotkoco sudah mengantongi lebih dari 600 jam terbang, tinggal menunggu sertifikasi menjadi pesawat komersial.
![]() |
Ruang Kabin Penumpang N250 |
ironis memang..! pesawat
kebanggan bangsa Indonesia yang dipelopori
presiden ke 3 bj habibie harus menelah pil pahit yang berakhir dibesi tuakan
dalam museum.
pada rabu sore yang sangat cerah di tanggal 26 agustus 2020, prototype N250 Gatotkoco akhirnya bertengger di depan museum pusat dirgantara mandala yogyakarta sebagai koleksi ke 60 museum milik tni angkatan udara itu. pesawat kebanggaan bangsa Indonesia itu dijadikan sebagai monument sebagai bukti kehebatan dan kecintaan anak bangsa kepada negaranya, serta kecintaan kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
dalam sambutanya saat meresmikan N250 menjadi monument, panglima tni marsekal hadi tjahjanto mengatakan. penempatan N250 Gatotkoco di Muspusdirla bertujuan mengabadikan buah karya terbaik anak bangsa dalam pengembangan teknologi penerbangan. Peresmian monumen sekaligus memberikan penghargaan tertinggi kepada Bacharuddin Jusuf Habibie, sebagai Bapak Teknologi Indonesia yang telah berjasa mengharumkan nama Indonesia melalui karyanya termasuk N250.
![]() |
Ruang Kokpit N250 Gatotkoco |
![]() |
Kapten Pilot Chris Sukarjono |
Teknologi fly by wire memudahkan dalam mengerakkan pesawat ketimbang pesawat dengan teknologi kemudi manual. "Ini sama seperti power stering pada mobil. Gerakan pesawat lebih smooth dan terkontrol mudah. Jadi tidak perlu melakukan harmonisasi aileron (bagian sayap) seperti di pesawat dengan kemudi manual
Sementara itu, menurut Kepala Program N250, Djoko Sartono yang turut hadir dalam peresmian monument pesawat N250 pada rabu yang cerah itu, mengatakan. Dirinya merasa bangga sekaligus sedih, produksi pesawat ini harus terhenti hingga akhirnya menjadi monumen. BJ Habibie dulu bersikukuh N250 Gatotkoco harus menerapkan fly by wire dengan tiga akses. Padahal, perusahaan besar seperti Boeing mengarahkan cukup menggunakan satu akses. Alhasil, N250 menjadi pesawat tercanggih di tipe pesawat baling-baling dengan kapasitas 50 penumpang.
by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )
1 komentar:
mantep informasinya. untuk berita lengkap lainnya bisa kunjungi
berita terkini
berita otomotif
berita bola
Posting Komentar