Sebuah curhatan
Berawal dari sebuah
kecelakaan diawal tahun 2012 yang berdampak besar di akhir tahun 2012 hingga
memasuki pertengahan tahun 2013. Segala rencana kehidupan saya hancur
berantakan. Saya harus merelakan kehilangan pekerjaan untuk fokus dalam
pengobatan diri saya. Ya, akibat dari benturan keras ketika kecelakaan itu
akhirnya saya mengalami syaraf kejepit pada tulang punggung bagian bawah.
Penyakit itu membuat segalanya hancur berantakan. Rencana hidupku yang telah
tersusun rapi harus pupus ditengah jalah. Financialku melayang , menguap habis
untuk pengobatan. Dan cobaan itu tidak hanya cukup sampe disitu saja kawan.
Ditengah-tengah aku berjuang untuk pengobatan penyakitku ini ternyata ada juga
manusia durjana yang tega memanfaatkan kesempatan diatas penderitaan orang
lain. Aku tertipu. Ya, aku tertipu oleh adik kakak iparku sendiri. Dia yang
telah kami anggap anak sendiri oleh keluarga besar kami tega-teganya
memanfaatkan penyakitku untuk meraup keuntungannya sendiri dangan dalih ingin membantu
dalam mengobati penyakit syaraf kejepitku. Rasanya jika megingat hal itu sakit
tak tergambarkan. Sakit fisik yang dikombinasikan dengan sakit hati sakaligus
tuduhan dari kakakku sendiri yang tanpa bukti langsung menyerang bertubi-tubi. Sungguh
dahsyat rasanya.
Sebenarnya musibah
inipun sebagai tamparan keras untuk saya juga dari Tuhan Yang Maha Berkuasa.
Mungkin selama ini perilaku saya yang tidak berkenan dihadapan Tuhan juga
sebagai menguji keimanan hambanya dari Penciptanya. Kurang-lebih selama 5 bulan
saya berjuang untuk penyembuhkan penyakitku ini. Dari pengobatan secara medis,
alternatif hingga cara irasional sudah kami tempuh. Alhamdulillah Tuhan saya
masih sayang kepada hambanya. Dengan bantuan teman saya dan kakaknya yang ahli
terapi akupuntur dan akupressure perlahan-lahan kondisiku
kian membaik. Dengan 11 kali terapi selama 3 bulan akhirnya penyakitku sembuh
secara perlahan-lahan. Thanks God..
Setelah kondisi
tubuh ini sedikit demi sedikit membaik, kesabaran itu masih diuji oleh Tuhanku.
Selama berbulan-bulan lamanya aku mencoba untuk mencari pekerjaan tapi hasilnya
nihil hingga saat ini. Kejadian ini membuatku stess, depresi dan gila. Aku
benar-benar bangkrut dan terpuruk. Rasanya ingin berteriak hingga suara ini
menembus langit ketujuh dan didengar oleh Tuhan Yang Maha Berkuasa “ Dimanakah
KeadilanMu ya Rob..”
Telah banyak usaha
yang telah ku lakukan, tak lelah-lelah diri ini memohon dan berdoa dalam
shollat hamba. Bagaikan seorang hamba yang mengemis belas kasih Tuhannya untuk
dibebaskan dari belenggu keterpurukan ini. Tak jarang pula air mata ini menetes
dalam sujud hamba di sepertiga malam-malaMu terakhir, akan tetapi Tuhanku belum
berkenan mengabulkan hajad dan doaku. Instropeksi diri lagi. Ya, hanya
instropeksi diri yang bisa kulakukan dalam setiap tafakurku. Mencari kesalahan
diri yang menghambat terkabulnya segala hajad dan doa kami. Ya
Robi janganlah Kau uji kesabaran kami melebihi batas kemampuan kami.
by boimprasetyo ( memerdekakan kreativitas jauh di luar ambang batas )