Selasa, Januari 26, 2010

G E L A R P A H L A W A N ( Beliau yang terlupakan )


G E L A R P A H L A W A N
( Beliau yang terlupakan )

Ketika seorang Gus Dur wafat, ada kasak-kusuk sebuah wacana untuk menjadikan beliau sebagai Pahlawan Nasional. Setelah beberapa hari dikebumikan wacana itu kian booming dikalangan warga Nahdiyin, ABG (Anak Buah Gusdur) atau bisa juga kita sebut sebagai pengikut Gus Dur, maupun kalangan elite politik yang ada di parlement yaitu Fraksi PKB. Mereka berkoar-koar bahwa Gus Dur layak untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional karena jasa-jasa beliau cukup besar untuk tumbuhnya demokrasi di negeri ini. Tidak hanya itu, bagi kaum minoritas pun juga tidak mau kalah membela sang guru bangsa ini. Mereka beranggapan Gus Dur lah sosok yang berani membela nasib mereka dari keterpasungan yang dilakukan oleh penguasa Orde Baru. Gus Dur lah tempat mereka mengadukan nasib dari segala perbuatan deskriminasi yang dilakukan pemerintah. Tidak hanya itu saja, bahkan orang nomer satu di negeri ini pun tak mau ketinggalan. SBY memberikan gelar kepada Gus Dur sebagai Bapak Pluralis. Tapi yang dilakukan SBY ini masih kalah dengan aksi beberapa warga Jawa Timur. Bahkan mereka dari daerah Pasuruhan sampai mbela-mbelain longmarch sejauh kurang lebih 150 KM dari Pasuruhan ke Jombang. Demi mengantarkan dukungannya agar Gus Dur bisa dijadikan Pahlawan Nasional. Segala macam cara pun ditempuh oleh kaum Nahdiyin ini. Dari pengumpulan tandatangan, longmarch hingga sowan ke kyai sepuhnya NU untuk mengumpulkan dukungan agar Alm. Gus Dur bisa dijadikan Pahlawan Nasional seperti ayah dan kakeknya. Melalui jalur hukum pun telah dilakukan. Sekjen PKB secara resmi telah mengajukan Gus Dur ke DEPSOS agar dapat diberi gelar Pahlawan Nasional.
Langkah ini sebenarnya sudah didahului oleh sekelompok Ormas dan sebuah Partai besar yang ada di Indonesia. Partai berlambang Beringin ini telah mengajukan juga sang maestronya untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional. Tidak lain dan tidak bukan adalah sang penguasa Orde Baru siapa lagi jika bukan eyang sepuh H. Muhammad Soeharto. Bahkan Gubernur jawa Tengah sendiri bapak Bibit Waluyo telah mengajukan agar sang eyang ini diberi gelar pahlawan nasional sudah sejak setahun yang lalu ke DEPSOS. Akan tetapi DEPSOS sendiri belum mengesahkan hingga saat ini untuk eyang Soeharto mendapatkan gelar pahlawan Nasional. Issue ini mendadak naik ke permukaan ketika para warga Nahdiyin dan Fraksi PKB yang ada di parlement berencana untuk mengajukan Gus Dur untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Partai Golkar pun layaknya nenek-nenek ikut-ikutan latah. Para anggota dewan yang duduk di parlemen juga dengan kekeh dan didasari semangat 45 memperjuangkan Soeharto yang juga dianggap layak untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Nah, sampai disini terjadilah pro dan kontra. Ada beberapa aktivis yang mengatakan bahwa Soeharto tak layak untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Kenapa? Walaupun pak Harto selama 32 tahun memimpin negeri ini dengan mengisi pembangunan infrastruktur yang hebat akan tetapi , konon katanya dosa Soeharto lebih banyak. Pak Harto bolehlah mendapat gelar Bapak Pembangunan, akan tetapi untuk mendapat gelar pahlawan nasional bagaikan api jauh dari panggangan. Mengutip apa yang dikatakan mantan aktivis yang pernah dipenjarakan pada pemerintahan Soeharto, yaitu Fajroel Racman bahwa pak Harto sama sekali tak pantas menjadi pahlawan nasional. Dia beralibi bahwa pak Harto lah pemimpin yang memasung demorasi, memasung kebebasan berpendapat dan berekspresi, bahkan kaum Tionghoa selama beliau memimpin dipasung kebebasan untuk berpolitik dan hanya diberi kebebasan berniaga. Pada masa Orde baru banyak sekali para aktivis-aktivis yang diculik, yang hingga kini tak tau nasibnya apakah sudah mati atau masih hidup. Bahkan Fajroel Rachman mengatakan Soeharto tak ubahnya seperti diktator Negara Chile Agusto Pinoche ataupun Pol pot dalang pembantaian rakyat Kamboja. Akan tetapi argumentasi ketua KOMPAK dan Sosiolog UI ini dibantah mentah-mentah oleh anggota dewan (maaf saya lupa namanya) dari partai Golkar. Yang jelas para kader partai Golkar akan membela mati-matian sang maestronya. Jelas saja karena ketika pak Harto memimpin negeri ini partai Golkar tumbuh subur bagaikan pohon Beringin yang menjadi lambangnya.
Akan tetapi yang akan saya paparkan sebenarnya bukanlah Gus Dur ataupun eyang Soeharto. Saya akan mengajak anda untuk flashback bahwa sebenarnya ada sosok tokoh nasional yang jasanya lebih dari pada Gus Dur dan Soeharto akan tetapi kita melupakannya dan hingga kini beliau ini belum menjadi pahlawan nasional. Yah.., beliau adalah GRM. Dorojatun atau orang yogya lebih mengenalnya denga Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Akan tetapi sebelum membahas lebih lanjut sepak terjang beliau dalam masa perjuangan akan lebih baiknya jika kita tau dulu apa definisi pahlawan nasional itu. Menurut
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG
GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN Pasal 1 ayat 4 Definisi pahlawan nasional.adalah ;
Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada
warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang
melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur
atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara,
atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan
kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang
luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan
negara Republik Indonesia
Bila kita mau melihat disemua buku perjuangan bangsa ini, saya yakin pasti ada yang menceritakan tentang sumbangsing Sri Sultan HB IX. Sumbangsih atau darma bakti beliau tidaklah sedikit bahkan saya katakan sangat besar. Beliau adalah seorang priyayi jawa sekaligus seorang raja jawa yang satu-satunya mengenyam pendidikan Eropa. Yang namanya raja pastilah kaya. Dan perlu anda tau bahwa dalam masa perjuangan kekayaan keraton Kasultanan Yogyakarta banyak sekali dihibahkan untuk perjuangan bangsa Indonesia khususnya di daerah Yogyakarta. Bila anda ingin tau sepak terjang Sri Sultan HB IX ini bacalah buku Tahta Untuk Rakyat. Di buku ini akan dikupas habis tentang perjalan beliau dari lahir, masa remaja ketika sekolah di Leiden Universitiet Holland , masa perjuangan dan ketika baliau menjadi Wapres . juga tentang tanggapan kiprah beliau untuk negeri ini dari teman-temannya semasa perjuangan seperti Muhammad Roem, Prof. Moestopo, Sjafruddin Prawiranegara, Moh. Natsir, S.K. Trimurti, A.H. Nasution, dan masih banyak lagi.
Didalam tulisan ini bukannya saya sebagai seorang yang berasal dari yogya ingin membela mendiang rajanya sama sekali tidak. Akan tetapi saya ingin mengungkapkan sebuah fakta bahwa beliau Alm. Ngarso Dalem Sri Sultan HB IX yang jasanya melebihi seorang Gus Dur dan pak Harto kenapa hingga saat ini belum mendapat gelar pahlawan nasional. Jangankan gelar pahlawan nasional, namanya pun tak diabadikan untuk nama jalan bahkan di kota yogya sendiri. Nah, marilah kitu urut bersama-sama kenapa hal ini bisa terjadi.
Didalam undang-undangnya tertulis bahwa gelar pahlawan dapat diberikan kepada seseorang dengan catatan harus memenuhi beberapa persyaratan. Salah satunya adalah, bahwa gelar pahlawan Nasional diajukan oleh Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur dimana orang yang diajukan untuk mendapatkan gelar tersebut sudah meninggal dan dikebumikan ditempat itu.
Orang yang diajukan untuk mendapat gelar pahlawan nasional adalah orang yang benar-benar memberikan sumbangsih besar untuk bangsa Indonesia baik dalam masa perjuangan maupun dalam mengisi kemerdekaan. Lalu kenapa hingga sekarang ini Sri Sultan HB IX tak mendapat gelar Pahlawan Nasional? Seperti yang telah saya kemukakan diatas tadi bahwa gelar pahlawan nasional itu harus diajukan oleh kepala daerah c/q Gubernur dimana dia dimakamkan. Nah…, masalahnya taukah anda bahwa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa. Artinya bahwa kepala daerah adalah raja atau sultan c/q ialah Sri Sultan HB X. mengapa hal ini berlaku? Marilah kita tengok kebelakang di masa perjuangan kemerdekaan. Ketika Ir.Soekarno memproklamirkan kemerdekaan RI melalui pembacaan teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, maka pada tanggal 5 September 1945 raja kasultanan Yogyakarta mengeluarkan maklumat yang terkenal dengan “AMANAT SERIPADUKA INGKANG SINUWUN KANGDJENG SULTAN YOGYAKARTA.” I
si maklumat itu garis besarnya adalah ;
1. Bahwa Negeri Ngajogjokarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
2. Bahwa segala kekuasaan penuh segala urusan pemerintahan dipegang penuh oleh kepala daerah yaitu raja / sultan.
3. Bahwa hubungan Negeri Yogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami (dalam hal ini sultan) bertanggung jawab atas yogyakarta langsung kepada presiden Republik Indonesia.
Sebenarnya jika Sinuhun Ngarso Dalem HB IX ingin memisahkan diri dari NKRI pada waktu itu bisa-bisa saja. Karena Belanda pun memandang Yoyakarta adalah sebuah kerajaan yang terpisah dan bukan bagian dari RI. Akan tetapi seorang GRM. Dorojatun bukanlah sosok yang egoistis dan ingin bekerja sama dengan Belanda. Beliau adalah seorang yang memiliki jiwa satria yang nasionalis dan cinta tanah airnya. Hal ini terbukti dengan dikeluarkanya maklumat diatas. Setelah dikeluarkanya maklumat diatas maka pada tanggal 19 Agustus 1945, sebenarnya piagam ini telah lama dipersiapkan sehari setelah HB IX memberikan ucapan selamat atas kemerdekaan RI kepada Presiden Soekarno akan tetapi baru diserahkan oleh menteri Negara Mr. Sartono dan Mr. A.A. Maramis kepada HB IX tanggal 6 September 1945. Isi piagam itu adalah;

Kami Presiden Republik Indonesia, menetapkan :
Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang kaping IX ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya, dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kanjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga untuk keselamatan daerah Yogyakarta sebagai bagian Republik Indonesia.



Jakarta, 19 Agustus 1945
Presiden Republik Indonesia
Ttd
Soekarno

Maka jelaslah kenapa Yogyakarta adalah daerah istimewa yang kepala daerahnya adalah raja atau sultan dan hal ini akan terus-menerus berlangsung. Sistem inipun sangat didukung oleh segenap warga Yogyakarta hingga saat ini. Maka dari itu walaupun akan digagas undang-undang tentang Daerah Istimewa Yogyakarta tetap saja Yogyakarta tak akan pernah lepas dari status daerah istimewa karena hal ini rakyat yang menginginkan bukan semata-mata kehendak raja.
Baiklah kita kembali lagi tentang pengajuan gelar pahlawan nasional. Dikarenakan sultan yang saat ini adalah putra dari HB IX karena Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat bersisitem monarki maka yang berhak mengajukan adalah Gubernur DIY yaitu Sri Sultan HB X sendiri. Akan tetapi pihak dari keluarga Keraton sendiri tidak akan pernah mau mengajukan gelar pahlawan nasional untuk HB IX. Hal ini sempat terucap dikala Sri Sultan HB X diundang dalam acara Kick Andy. Ketika itu ditanya kenapa HB IX tidak mendapat gelar Pahlawan. Maka dijawab saja dengan tenang dan mantap oleh sultan, “jadi begini pak andy, dalam undang-undangnya gelar pahlawan itu harus diajukan oleh pihak kepala daerah dimana beliau dikebumikan dan pihak keluarga. Dalam hal ini saya sebagai Gubernur DIY sekaligus pihak keluarga. Tetapi kami, pihak keluarga tak akan pernah mau mengajukan beliau (HB IX) untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Biarlah rakyat sendiri yang mencari tau sumbangsih beliau untuk negeri ini, dan biar rakyat sendiri juga yang mengajukan beliau untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Karena kami orang jawa berprinsip, “sepi ing pamrih rame ing gawe.” Wow..pasti anda akan terperangah mendengar jawaban dari Sultan Yogya ini. Betapa pihak keraton sendiri tak mau menonjol-nonjolkan jasa-jasa dari HB IX. Mereka justru menutup rapat-rapat hal itu karena sebuah jasa tak layak untuk dipamerkan apalagi diobral murah karena sudah selayaknya bagi orang Indonesia baik itu raja ataupun rakyat jelata untuk ikut bela negara memberikan darma bakti yang terbaik untuk ibu pertiwi begitu juga seorang GRM. Dorojatun. Bahkan ketika beliau Sri Sultan HB IX masih hidup ada sebuah penyelewengan fakta sejarah bahwa penggagas Serangan Umum 1 Maret adalah Letkol Soeharto. Tapi bagaimana sikap beliau? Diam saja..! karena beliau berprinsip menutup serapat mungkin semua sumbangsih dan darma bakti yang telah diberikan untuk Bangsa dan Negara ini. Biarlah Allah SWT yang tau dan sekali lagi biarlah rakyat sendiri yang mencari tau fakta yang benar. Dan ternyata semua itu terbukti. Bahwa penggagas SO 1 maret adalah Sri Sultan HB IX dan Letkol Soeharto hanyalah sebagai pelaksananya saja. Memang diam adalah emas itu sebagai prinsip beliau akan tetapi ketika ditahun-tahun terakhirnya beliau pernah berkata, “bahwa tak selamanya diam itu emas.”
“Ternyata diam saya itu sebuah kesalahan dan dimanfaatkan untuk kepentingan golongan tertentu.”
Bahkan pesan beliau kepada penerus tahtanya BRM. Arjuna Darpita yaitu Sri Sultan HB X agar harus lebih berani dari pada beliau (sultan HB IX) dalam mengambil sikap. (kick andy)
Marilah kita mengambil pelajaran dari kisah hidup seorang priyayi agung dari yogya ini. Tidak pantaslah jika saat ini kita ribut-ribut apalagi sampai gontok-gontokkan dikalangan elite politik hanya memperjuangkan seseorang untuk mendapatkan gelar pahlawan. Biarlah rakyat banyak yang memberi gelar pahlawan itu. Bukankah sudah sebuah kewajiban memberikan darma bakti yang terbaik untuk ibu pertiwi, dan tak patut jika jasa-jasa yang telah kita perbuat untuk diobral demi sebuah gelar pahlawan nasional.

S e l e s a i

Created by
Boim Prasetyo

Jumat, Januari 01, 2010

G U S D U R



“ G U S D U R ”
BY boimprasetyo

Tepatnya tanggal 30 Desember 2009 hari Rabu sore negeri ini kehilangan putra bangsa yang sangat besar jasanya dalam kemajuan berdemokrasi. KH. Abdurrahman Wahid yang sering kita panggil Gus Dur mangkat pada usia 69 tahun. Dipenghujung tahun 2009 ini kita rakyat Indonesia menundukkan kapala mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang pribadi yang teguh , humoris dan pahlawan demokrasi ini. Sosok Gus Dur yang kita kenal controversial dalam setiap statment-nya ternyata pribadi yang unik yang perlu di contoh.
Beliau seorang yang pemaaf dan tidak dendam walaupun banyak lawan politiknya yang menjegal hingga harus legowo lengser dari Istana Negara. Bahkan di era Orba beliau pernah menyatakan akan diancam dibunuh oleh Pak Harto, dan statement yang mencengangkan bahwa di Indonesia ini musuh Gus Dur hanya 1 orang yaitu penguasa Orde Baru, siapa lagi jika bukan alm. Eyang Soeharto. Walaupun begitu, pada Idul Fitri 2007 Gus Dur malah menyambangi ke kediaman Soeharto di cendana untuk silaturahmi.
Ketika ditanya dalam acara kick andy September 2008 siapa orang yang bertanggung jawab atas lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan. Dengan santai Gus Dur menjawab, “ada 2 orang pak andy , yaitu amien Rais dan Megawati.”
“Apakah Gus Dur dendam?”
“Engga… justru sudah saya maafkan, tapi kalau lupa sih enggak bakalan lupa.”

Sisi lain seorang Gus Dur adalah keberaniannya untuk menegakkan keadilan bahkan melawan arus walaupun didepanya lawan-lawan politik akan menghadang, tapi bukan Gus Dur namanya jika ia gentar. Di awal pemerintahannya dengan pede-nya beliau menghapuskan DEPSOS dan DEPPEN. Alibi beliau bahwa DEPSOS merupakan markasnya para koruptor dan kerjanya selalu terlambat. Bila terjadi bencana DEPSOS bagaikan polisi India yang datang setelah penjahatnya mati. Sedangkan alasan beliau membubarkan DEPPEN, karena Departemen Penerangan terlalu memasung kebebasan pers dan kreativitas yang sedikit-sedikit membredel sebuah surat kabar jika tidak pro dengan penguasa. Dan bukan hanya itu saja gebrakan seorang Gus Dur, beliaulah presiden pertama di Indonesia yang mengangkat menteri HAM dalam kabinetnya yang sebelumnya belum ada di kabinet-kabinet presiden terdahulu.
Beliau seorang yang benar-benar ingin menegakkan keadilan di bumi Indonesia ini. Tidak segan-segan memerintahkan kejaksaan Agung untuk memindahkan para koruptor kelas kakap ke pulau Nusa Kambangan. Tak ayal koruptor sekelas Bob Hasan dan Tomy Suharto putra mantan penguasa orde baru ini harus rela meringkuk di penjara bersama para pembunuh-pembunuh berdarah dingin. Tidak hanya itu saja. Gus Dur membebaskan TAPOL & NAPOL yang ditahan di masa orde baru dengan tuduhan melakukan supersif serta dakwaan yang tak jelas. Gus Dur pula-lah yang menghapuskan diskriminatif terhadap keluarga bekas pelaku Gerakan 30 S/PKI. Gus Dur pun menghapuskan diskriminatif terhadap Etnic Tionghoa yang selama orde baru dipasung kebebasannya. Dimasa pemerintahan Gus Dur tahun baru Imlek dijadikan sebagai hari libur nasional yang perlu diperingati dan dihormati. Etnic Tionghoa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan budaya nenek moyangnya secara terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi. Ini terbukti makin maraknya pertunjukan barongsai jika mendekati tahun baru Imlek.

Sikap pluralis Gus Dur yang banyak di tentang para umat islam makin membuat citra Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang controversial semakin tenar. Gus Dur beranggapan bahwa semua agama yang ada di Indonesia semuanya benar karena tujuan akhirnya adalah untuk menyembah kepada Tuhan YME. Jelas-jelas statment ini ditolak mentah-mentah oleh muslim militant. Tapi lagi-lagi bukan Gus Dur namanya jika tidak bisa berkelit. Beliau pun menjawab bahwa sayapun dibesarkan dalam lingkungan muslim tradisional bisa menerima tapi kenapa mereka tidak, gitu aja kok repot. Sebenarnya pemikiran Gus Dur lebih jauh modern sehingga pluralisme dalam umat beragama dianggap wajar agar terciptanya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Akan tetapi bagi muslim militan yang kolot hal ini dianggap nyleneh dan sangat controversial karena bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnatulloh.

Sisilain dari pribadi Gus Dur yang tidak bisa dipisahkan darinya adalah, beliau adalah sosok yang humoris yang mempunyai joke-joke segar yang dapat membuat orang tertawa lepas. Gusdur tidak segan-segan memberikan joke-jokenya meskipun sedang berpidato dalam sidang taunan di gedung MPR/DPR, sehingga para dewan terhormat pun tertawa ngekek dibuatnya. Dalam acara formal maupun non formal Gus Dur sering diminta untuk memberikan joke-nya agar suasana lebih cair dan beliau pun tak segan dan jarang menolaknya. Bahkan joke-joke Gus Dur sudah dibuat buku dan lumayan banyak peminatnya.

Gusdur juga seorang pribadi yang unik. Beliau teguh pendirian walaupun kadang statmentnya salah dan membahayakan dirinya. Masih kita ingat bahwa di akhir jabatanya menjadi presiden beliau mengeluarkan Dekrit Presiden sebagai pengganti UU dan akan membubarkan DPR. Dalam hal ini pula gus dur menginstruksikan SBY pada waktu itu menjabat sebagai MENKOPOLKAM untuk menyatakan bahwa Negara dalam keadaan darurat. Akan tetapi SBY menolaknya. Sebelum mengeluarkan Dekrit Gus Dur pun telah diperingatkan oleh Mahfud MD MENHANKAM pada waktu itu bahwa Dekrit yang akan Gus Dur keluarkan itu inconstitusional. Tapi bukan gus Dur namanya jika ga ada ngeyel. Beliau pun menjawab ,”kata Harun Al Rasyid (pakar ilmu tata Negara) constitusional.” Lalu Mahfud pun menjawab, “Gus.., dekrit Presiden yang dikeluarkan pada masa presiden Soekarno itu juga inconstitusional. Tapi menjadi constitusional karena di dukung oleh militer, mahasiswa dan parlemen. Sedangkan Dekrit yang akan Gus Dur keluarkan ini sama sekali tidak di dukung oleh militer dan mahasiswa bahkan Gus Dur mau membubarkan DPR, ini sangat lemah Gus..!” tapi sekali lagi bukan Gus Dur namanya jika ga pake ngeyel dan akhirnya justru sehari setelah Gus Dur mengeluarkan Dekrit Gus Dur dilengser untuk mundur dan digantikan oleh Megawati. Di akhir-akhir kekuasaanya pun tetap saja Gus Dur ngeyel ga mau keluar dari istana justru menemui para wartawan dan rakyat yang ada di luar pagar istana dangan hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong. Bagi pengamat hal ini benar-benar tidak pantas dilakukan oleh presiden tapi bagi Gus Dur ini merupakan cara untuk mengajari rakyat Indonesia bahwa hukum dan undang-undang telah dilecehkan dan tak lagi dijunjung tinggi.
Banyak juga para pengamat politik mengatakan bahwa Gus Dur memimpin Negara ini seperti memimpin pondok pesantren jika ada menteri yang ga dia suka langsung direshufle. Tapi apa tanggapan Gus Dur, “lha ga becus kerja ya diganti, gitu aja kok repot.”
Kata-kata seorang Abbdurahman Wahid terkadang bagaikan sebuah ramalan. Pernah Gus Dur menyindir para anggota dewan itu seperti Taman kanak-kanak. Hal ini merupakan sebuah pelecehan bagi mereka anggota dewan, tapi selang beberapa bulan benar-benar terjadi. Didalam sidang ada beberapa anggota dewan yang berkelahi saling adu jotos. Tidak hanya sampai disini saja, selang beberapa bulan lagi justru lebih parah ketua DPR dikeroyok oleh beberapa anggota fraksi yang ada di DPR. Hal semacam ini masih terjadi hingga sekarang. Ternyata kutukan atau ramalan Gus Dur benar adanya..!
Dalam memilih menteri untuk duduk dalam kabinetnya pun kadang gusdur hanya mengandalkan instingnya. Ada sebuah cerita lucu dari Mahfud MD mantan MENHANKAM pada masa pemerintahan Gus Dur. Ketika beliau diangkat menjadi MENHANKAM, pak Mahfud menangkapnya adalah akan dijadikan menteri pertanahan. Lalu beliau (pak Mahfud) mengkonfirmasi ke Gus Dur, “Gus..,kan departemen pertanahan sudah dibubarkan sekarang menjadi Dirjen Pertanahan dibawah DEPDAGRI.”
“Bukan menteri pertanahan tapi pertahanan.” Jawab Gus Dur.
“Tapi saya kan ga punya latar belakang ilmu kemiliteran Gus, saya ahli ilmu Tata Negara.” Kata pak Mahfud MD. Lalu apa jawaban Gus Dur.
“Emangnya saya jadi presiden punya latar belaka apa…., udahlah jalanin aja dulu.”
Bayangkan dengan enaknya Gus Dur menjawab tanpa didasari teori ilmiah sedikit pun.
Gus dur adalah pribadi yang teguh dan konsisten. Beliau pantang untuk menjilat ludahnya sendiri, atinya apapun statmentnya walaupun itu kontroversi beliau akan tetap teguh dan tak berubah sedikitpun. Mungkin ini adalah hasil didikan dari kakek dan ayahandanya para pendiri NU. “Samikna wa atokna”, apa yang saya dengar itulah yang saya laksanakan. Kata-kata ini sangatlah familiar sekali bagi kaum Nahdiyin, begitu juga bagi seorang Gus Dur. Ketika ditanya dalam acara Kick Andy kenapa Gus Dur mau dicalonkan menjadi presiden, dengan mantap beliau menjawab.
“Saya disuruh oleh 5 orang kiyai sepuh. Saya ini anak pesantren Pak Andy, ya harus nurut apa yang dikatakan orang tua, meskipun harus nyebur laut sekalipun.”

Selamat jalan Gus Dur semua cita-cita mu akan kami lanjutkan demi Indonesia yang adil dan tak ada lagi diskriminasi. Kami kehilangan sosok sepertimu seorang pemimpin yang religious, berani, tegas, nyleneh, dan humoris. Tak aka nada lagi joke-joke segarmu yang bisa membuat kami tertawa lepas.

Created by
Boim prasetyo

P E N J A R A Y A N G T A K N A M P A K


“ P E N J A R A Y A N G T A K N A M P A K ”

Namaku Imam Prasetyo Nugroho, beberapa tahun terakhir ini teman-temanku memanggil “boim”. Sebuah panggilan yang cukup simple bagiku dan mudah diucapkan. Namun olek kakak-kakakku aku sering dipanggil “pras”, bahkan ada panggilanku yang lebih extrem dan tak enaklah di dengarnya. Mereka sering memanggil ku “…..” , ah…kiranya tak usahlah kalian tau kawan takutnya justru nama itu lebih popular. Aku dilahirkan di Jakarta 27 tahun yang lalu disebuah Rumah Sakit cukup terkenal dikalangan militer negeri ini. Masa kecilku dibesarkan dalam sebuah kompleks militer didaerah yang bernama “Berland”. Taukah kalian sobat, daerah ini daerah yang brengsek semenjak aku kecil hingga saat ini. Kehidupan anak mudanya yang songong dan selalu tawuran yang dijadikan ritual taunan. Asal kalian tau aja kawan kenapa anak mudanya begitu berani walaupun sebenarnya yang mereka lakukan adalah salah. Berland ini kompleks militer yang dari pangkat kroco hingga kolonel pun hidup berdampingan disini. Ah..kalian tentunya sudah paham maksud ku kawan.

Ketika umurku beranjak 5 tahun keluarga kami hijrah ke kota Newyorkkarto Hadiningratan dikarenakan nenekku hidup sendirian setelah kakekku mangkat. Nah…di kota inilah aku menghabiskan masa remajaku dan di kota ini pula carakter jiwaku mulai dibentuk menjadi manusia “pemberontak”. Namun aku beruntung bisa besar di kota yang cukup terhormat ini. Tentunya aku tak akan menjadi pemuda Jakarta yang lagaknya seperti koboi ataupun si brengsek John Wayne. Di kota ini aku dididik untuk bisa berempati terhadap kaum marginal dan wong cilik. Akupun merasa bangga bisa menyerap ilmu dikota yang notabennya kota pelajar. Aku bisa lulus dari sebuah sekolah kejuruan terhebat di kota dimana budaya jawa masih diuri-uri dengan baik dan dijunjung tinggi diatas segalanya. Tahun 2001 aku dapat menyelesaikan sekolahku dan mulai merantau ke ibu kota. Nah…inilah awal petualanganku kawan dimana aku dijebloskan dalam penjara yang tak tampak secara tidak langsung oleh almamaterku sendiri.

Juni 2001 penderitaanku sebagai tahanan PMA pun dimulai. Disini aku dijadikan sebagai kuli dengan upah standart UMP. Sebenarnya mulai pertama aku mengijakkan kaki di tahanan ini ada aroma yang tak beres yang mengusik insting intelektualku. Issue yang aku dengar ternyata di tahanan ini ada blog-blog yang saling perang urat syaraf dan bila tak tertahankan finally-nya adu jotos pun di halalkan dengan konsekuensi harus minggat dari perusahaan. Bayangkan sobat…baru 3 bulan aku jadi tahanan sudah disuguhi adu fisik yang cukup menarik. Ini sebuah pertempuran antar blog yang terpaksa dilakukan demi sebuah kehormatan dan integritas kedaerahan. Tidak hanya sampai disini saja boy…, selang beberapa bulan pun ada juga adu fisik yang dihalalkan dan ini justru sesama anggota dalam satu blog. Ternyata isuue yang berkembang gara-gara memperebutkan makhluk hidup yang bernama wanita. Ah… lagi-lagi tulang rusuk kiri yang dicuri itu yang menjadi permasalannya. Memang mahkluk hidup yang satu ini lemah tapi dibalik kelemahannya mempunyai kekuatan yang maha dahsyat. Sudah banyak para pemimpin dunia yang terkapar karena bujuk rayunya. Baiklah kawan aku lanjutkan petualangan menjadi tahanan dengan NIN (Nomor Induk Narapidana) 8003940601 ini. Tapi alangkah baiknya bila aku singkat saja. Karena kisahku ini kelak akan aku buat sebuah novel yang judulnya “pembunuhan Intelektual sang pemberontak” , judul yang sangat controversial bukan.

Sewindu lebih lamanya aku mendekam dalam sebuah penjara yang tak tampak ini. Disini tenagaku dirampok secara paksa, keringatku diperas hingga habis, dan dibayar dengan banyak potongan serta dibuat bodoh oleh kungkungan sebuah system yang lebih kejam dari feodal. Sungguh waktu yang menurutku lama untuk bisa keluar dari sell setan ini. Namun dalam penderitaanku menjadi narapidana ini aku masih sempat untuk menge-charge intelektualku dengan dunia luar walaupun secara sembunyi-sembunyi dan penuh resiko. Dunia luarlah yang menyadarkan diriku untuk segera melakukan pemberontakan secara single fighter. Layaknya sebuah penjara disini pun banyak berkeliaran sipir-sipir bengis dan kejam. Akan tetapi masih ada sipir yang baik hati tapi jumlahnya tak lebih dari 10 jari boy..! Sipir-sipir brengsek ini yang selalu mengawasi gerak-gerik kami selama dipekerjakan di dalam penjara Nippon kawan. Kadang mereka tak segan menindas, menekan, bahkan memerintah seenak udelnya sendiri. Apakah mereka tak sadar bahwa yang mereka perlakukan seperti itu adalah saudaranya sendiri, sama-sama anak negeri ini. Yah…inilah kenyataan boy, sekali lagi kenyataan yang pahit. Aku rasa tak ada lagi tempat dimana kami mengadu, dan melimpahkan semua masalah ini. Sikap dari perwakilan tahanan pun sama-sama brengseknya dengan para sipir. Jika dibawah mereka bersuara dengan lantang, “sampaikan aspirasi kalian kepada kami, kami sebagai wakil dari kalian akan sekuat tenaga menyampaikan dan memperjuangkan demi kesejahteraan kita semua……!” “Taiiiiii……!” umpatku kasar dalam hati.
Jika sudah berhadapan dengan kepala penjara mereka hanya bisa menunduk dan berkata ,“yes sir.”
“Masalah anak-anak dibawah itu gampang diatasi asalkan bapak memberikan kopensasi untuk saya pribadi. Tenang saja pak serahkan semuanya pada saya pasti beres.”
Dan yang ada para tahanan hanya membuat issue sehebat mungkin dibelakang barak sambil menikmati secangkir kopi boleh ngutang yang dikeroyok oleh mulut beberapa orang dan selinting marijuana cuba.

Miris hatiku melihat ini semua. Kejelekan mereka hanya bisa ngomong di belakang tapi jika disuruh membangun people power melawan sipir-sipir brengsek itu, jawabanya adalah .
“Aku masih banyak tanggungan boy, kamu aja yang masih muda apalagi kamu kan tau dunia di luar penjara ini.” Atau
“Aku di belakangmu anak muda, apapun yang terjadi aku ikut denganmu.” Dan yang lebih menjengkelkan adalah,
“bagaimana anak dan istriku diluar penjara ini jika hukuman ku bertambah berat atau bahkan aku dihukum gantung.”
“brengsek….setan….asu kabeh…!” Umpatku jika mendengar mereka berkilah. Maunya ingin enaknya aja, giliran ditempatkan di frontliner mereka ga ada yang berani. Jika aku sendirian melawan sipir-sipir setan itu sama saja aku menggali kuburanku sendiri.
Bayangkan kawan, penjara ini tak pernah ada grasi, amnesty bahkan abolisi yang ada hanya eksekusi bagi tahanan yang sudah tak betah hidup.
Akupun mulai berpikir untuk menyelamatkan diriku sendiri karena sudah tak ada lagi yang bisa aku ajak untuk melakukan perang terbuka dengan sipir-sipir brengsek ini. Dengan bermodalkan pengetahuan yang sempat aku dapat dari dunia luar aku pun mulai mengatur strategi diplomasi menghadapi kepala penjara.

Layaknya seorang tahanan politik akupun mengajukan PK (peninjauan kembali) kepada kepala penjara dengan alasan aku sudah cukup lama untuk ditahan di penjara Nippon ini. Ternyata kepala penjara meneken pengajuan PK ku. Entah karena selama di penjara perlakuanku yang baik atau dia sudah muak melihat tampangku, atau bahkan aku termasuk orang yang masuk dalam daftar buku hitam yang perlu disingkirkan, aku pun tak tau. Tapi bagiku itu semua whatever. Tepatnya di akhir taun 2009 bulan Desember masa tahanan ku berakhir dengan sukses dan akupun diberi kopensasi penggantian hak selama sewindu sebesar 2,5 dollar rupiah. Sungguh tak sesuai dengan pengabdian dan penderitaanku selama ini, tapi biarlah semoga semua ini barokah. Kepad teman-temanku yang masih menjalani tahanan di penjara Nippon, maafkan sobat mu ini yang tak bisa berbuat banyak untuk kesejahteraan kita. Aku tau mungkin dari kalian kecewa terhadap keputusanku tapi aku sudah merasa tak kuat lagi menjadi tahanan Nippon dengan sipir-sipir bermoral bejat seperti mereka. Smoga dunia luarku lebih menjanjikan dan kelak dapat menyeret keluar kalian dari penjara ini, dan bersama kita menciptakan menusia yang merdeka. Untuk kawan-kawan ku di penjara Nippon smoga Allah SWT menjaga kalian dan keluargamu amin.


boimprasetyo
ex. Narapidana
8003940601